Kamis, 14 Juli 2011

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 18-

Pagi hari yang cerah ini dengan matahari yang masih malu menunjukan wujud dimuka bumi. Kicauan burung menyapa semua orang yang mendengarnya.

Keenam sahabat ini memang sengaja berangkat sekolah bersama. Mungkin mereka datang agak siangan toh.. Mereka memang mendapat dispen 2hari kedepan soal lomba itu yang tinggal 3minggu lagi.

Mobil pun melaju dengan pelan namun pasti. Cerahnya dipagi hari ini tidak -sama sekali- mendukung semangat orang-orang ini.

Tapi Alvin yang seperti biasa duduk dibangku paling belakang bersama Via. Sepertinya ia sedang Asyik mengutak-atik BBnya.

Via sesekali menengok ke Alvin. Ingin rasanya ia mengetahui Alvin sedang BM siapa? Tapi dia siapa?

Telah selesai mengetik beberapa kata ia menaruh BBnya pada tungkai atasnya dengan posisi BBnya didepan. Via dengan sikap acuh tak acuh melirik kearah BB Alvin. Ia mulai bisa melihat Nama yang nge-BM Alvin.

Ze-va-na ejanya dalam hati. Tiba-tiba beribu pertanyaan meyelimuti otaknya. Zevana siapa? Ko deket banget sama Alvin? Atau jangan-jangan dia 'seseorang yang bakal Alvin jagain?' (NB: Part 12)

*

Setibanya disekolah CAR langsung menghampiri Riko dkk. Begitu pun SSI yang menghampiri Oik dkk yang juga ada bersama Riko.

" Buat yang basket ikut gue.." Riko berjalan dengan gaya coolnya ditambah saat ini ia memakai baju basket kebanggan HB. Ia berjalan menuju ruang ganti. Yang lain mengekornya dari belakang.

*

" Oke tim udah dibentuk ya, ada 8 orang yaitu.. Shilla,Sivia,Ify,Aren,Silvia,Dea,keke dan.."

" Maaf ka gue telat.. Hosh.. Hosh" ucap gadis ini yang tiba-tiba datang sambil mengatur napasnya.

" Iya karena loe anak baru gue maafin! Lain kali jangan kaya gini.." Tegas Oik. Zeva -cewe yang terlambat- itu mengangguk.

" Ohiya tambaham satu lagi.. Zevana namanya.." Oik memperjelas. Zevana tersenyum pada semua. Sedangkan Via, dia bengong sambil menatap Zevana.

Ini Zevana yang waktu itu smsan sama Alvin?. Via pun langsung menggeleng agar menghilangkan yang ia pikirkan.

" mulai ya.. Shilla kasih gerakkan yang pertama dulu.." Perintah Oik pada Ketua Cheers -sementara- yang ia pilih. Shilla mengangguk.

Ia lantas berjalan maju beberapa langkah dari teman-temannya. Shilla yang sudah menggunakan pakaian Cheers yang warna-warni dengan rambut dikuncir buntut kuda.

" One.. Two.. Three.." Shilla memulai gerakan pertamanya dengan lincah dan fasih. Rambutnya pun mengikuti arah si empunya.

Tim basket yang sudah siap menggunakan baju basketnya menuju lapangan. Tapi tiba-tiba kapten basket ini menghentikan langkahnya. Ia diam. Hanya memandang pemandangan indah didepannya. Ya siapa lagi kalau bukan Shilla. Sama halnya dengan Cakka yang sedari tadi memandang sahabatnya itu.

" ehem.. " dehem Alvin kecil sambil melirik ke atas. Riko dan Cakka terbuyar dari pandangannya.

" Eh, udah-udah main pada bengong lagi.. " koor Riko yang membuat lainnya terperangah. Hah? Bukannya dia yang bengong? Ck.

*

Tim Cheers pun telah selesai diberi arahan oleh Oik.

" Okedeh segini dulu aja, kalian istirahat aja dulu abis itu kita Latihan sekali lagi.. " Ujarnya saat memberi arahan lalu berjalan menuju Tim Basket lalu memanggil Riko.

" Ko, suruh istirahat aja dulu. Gue mau ngomong." perintah Oik. Riko mengangguk.

" Ya, kalian boleh istirahat setelah itu balik lagi dan latihan lagi." Semua mengangguk lalu membubarkan diri.
Oik pun telah jalan duluan memasuki Sanggar seni. Riko mengekor.

*

Cewek pindahan baru ini sibuk memperhatikan Hp-nya. Ia memilih duduk ditribun bangku penonton. Mungkin karna dia anak baru jadi tak ada teman.

" Alvin mana sih.." Gumamnya mengedarkan padangan keseluruh penjuru lapangan basket ini. Yap! Ia melihat seorang cowok dengan perawakan tinggi dan putih. Cowok itu sepertinya sedang asik bersundau gurau bersama ke-5 sahabat yang sedang duduk dikursi panjang dekat tiang ring basket.

Zevana pun memilih untuk turun berjalan kearah Alvin.

*

Apa yang dilakukan cowok ini? Ia hanya berdiri mematung dipembatas lapangan ini. Apa yang ia lihat? Mengapa membuatnya begini?

Ternyata ia melihat gadis cantik berwajah turis ini sedang asik bercanda dengan.. Siapa tuh? Ma.. Ma.. Rio.. Ia Rio!

'cemburu' kah iel pada Ify yang notabene baru ia kenal beberapa minggu?. Huft.. Ia memilih untuk pergi ke kantin melepas kepenatan. Mungkin lebih baik daripada disini.

*

Ia sudah sampai ditempat sahabat-sahabat ini yang begitu kompak.

" Vin.. " Panggil Zevana yang sudah tepat berdiri disamping Alvin yang juga sedang duduk dengan Via. Semua yang mendengarnya menoleh kearah sumber suara.

Alvin spontan berdiri dan wajahnya sumringah. " Zeponggg.. " Alvin langsung memeluk cewe didepannya. " gue kangen tau.. " Katanya lagi.

Via -sepertinya- tak mau berlama-lama memandang pemandangan yang sungguh tak enak di lihat olehnya. Via langsung membuang muka. Benar dugaan gue ini Zeva temen smsannya Alvin. Ia menganyun-ayunkan kakinya.

" Sama gue juga hehe.. " Jawab Zeva.

" eh, kenalin ini Zevana panggilannya zepongg.. Haha " Alvin memperkenalkanny pada sahabat-sahabatnya. Mereka pun tertawa. Zeva mengecrutkan bibirnya.

" Zeva.. "

" Ify.. "

" Zeva.. "

" Rio.. "

" Zeva.. "

" Cakka.. "

" Shilla.. "

" Zeva.. "

Via sekilas melihat cewe itu -Zevana- yang menyodorkan tangannya pada Via.

Via pun ikut balik menyalami dengan tatapan sinis. " Via "

Zeva menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Via tak suka dengannya.

" Eh, gue mau kesana dulu ya.. Mau ngobrol dulu udah kangen hehe.. " Alvin menarik tangan Zeva dan menuju tempat duduk tadi.

Via pun ikut berlalu tanpa pamitan pada yang lain yang juga sepertinya sedang asik dengan pasangannya.

" Eh, Loe mau kemana?" Tanya Ify yang melihat Via melintas didepannya.

" Kantin.. " jawab Via cuek. " Gue gamau jadi obat nyamuk!" Lalu pergi begitu saja.

Ify dan Shilla bertatap muka. Ify menatap sambil mengangkat bahunya Kenapa-sih-tuh-anak-aneh. Shilla ikut menatap Ify Mungkin-ga-ada-yang-ajak-ngobrol. Mereka lalu kembali ngobrol dengan pasangannya.

*

Alvin-Zevana duduk disalah satu kursi penonton yang berada ditengah.

" Loe kemana aja Zepongg ga pernah main kerumah.. " Ujar Alvin sambil mengacak-acak rambut Zevana.

Zevana menepis tangan Alvin. Dan merapikan kembali rambutnya. " Ishh Kebiasaan deh -.- em.. Kenapa kangen gue yah? Haha "

" Woo dasar zepongebob GEER! Tapi emang iya sih hehe.. Oma kangen juga katanya sama loe, main dong ke rumah.. "

" Kapan-kapan deh yah job gue banyak mamen wkwk salam juga buat Oma.. "

Mereka pun mulai asik berbincang-bincang seperti mengungkit masa lalu. Maklum mereka sudah lama tak bertemu karena Zevana sudah lama tinggal di Surabaya. Mereka itu sahabatan sudah lama mungkin sejak TK. Maklum rumah mereka cuma beberapa langkah bersamaan. Alvin sudah menganggap Zevana sebagai adiknya begitu pun sebaliknya.

" Btw, siapa dah tuh namanya aduh Vi.. Umm, viyo yah?" tanya Zevana.

" Via mbak! Kenapa emang?" tanya Alvin cool.

" Owh hihi mangap kan ga tau.. Dia kayanya cemburu tuh loe deket-deket gue.. " Ujar Zevana yang sudah tau raut wajah Via yang memanas melihat Dirinya dengan Alvin.

" Hah? Serius? " Tanya Alvin dengan begitu amat kaget dicampur senang.

Zevana mengangguk. " Ciie  yang punya gebetan baru haha.. Kayanya loe harus jauh-jauh deh sama gue entar Via marah kan berabe lagi "

" Haha siip.. " Alvin pun tersenyum. Kemudian mereka kembali mengobrol.

*

" Shill, gue ga mau tuh kemaren loe curang! Gue baru itung sama lima.. Eh gadeng setengahnya, eh bukan-bukan seuprit doang.. " Kata Cakka memperjelas dengan kata-kata yang sulit dimengerti. Ia pun sama --"

" Maksudeh loe!" Jawab Shilla memutar bola matanya.

" Nih gue contoh ya.. Kan pas itu baru itung gini ' Satu,dua,tiga,empat,li...' Tuh ke potong sama ka Riko "

" Owh itu! Tapi gue ga tau juga sih hehe.. " Kata Shilla sambil nyegir dan garuk-garuk kepala.

" Udah-udah gue mau lanjutin yah mukul loenya.. Sini!" Cakka menarik tangan Shilla. " es-a-sa-te-u-tu satu.. De-u-du-a dua.. Te-i... " kata-kata Cakka terpotong ketika Shilla menarik tangannya.

" Ga lulus TK yah?! Itung pake di eja loe kira baca apa!" Shilla mendengus kesal.

" Hehe mangap.. " Cakka kembali menarik tangan Shilla.

" Satu,dua,tiga,empat,lima,enam,tujuh,delapan,sembilan,sepuluh.. "

Shilla mengusap-usap tangannya pakai tissue.

" Loe kira gue kudisan apa! Pake di bersihin segala.. "

" Emang iya kan? " Tanya Shilla sambil menahan tawa.

Cakka menjulurkan lidahnya. " Gue juga ketularan loe! Haha " Cakka segera mengambil ancang-ancang berlari.

" Sial! Bebek jelek awas loe! " Shilla pun mengejar Cakka yang sudah lari duluan.

*

" Loe udah ga marah kan sama gue? " Tanya Ify pada Rio yang sedang asik memantul-mantulkan bola basket sembari duduk.

Rio menoleh dan menginjak bola basketnya. " Emang gue marah gitu " tanyanya dengan gaya coolnya.

" Iya kan? Gara-gara tadi pagi itu.. "

" Ga biasa aja.. " Ujarnya cuek. Rio kemudian berdiri dan men-drible bolanya kembali.

" Oh.. " Ify hanya ber 'O' ria.

Ify menatap Rio yang pergi begitu saja selepas menanyakan itu. Rio malah asik bermain basket lagi hanya Sendiri. Tapi gue yakin yo loe marah sama gue. Batin Ify lirih yang terus menatap Punggung Rio.

*

Via mendengus kesal sepanjang jalanya menuju kantin. Apa kata gue dia itu pacarnya Alvin!.

Ia berhenti dikantin, kemudian duduk dan memesan Minuman.

" Ikut gabung yah.. " Tiba-tiba cowok ini datang dan langsung menempati tempat duduk. Ya, Gabriel. Sivia tak menjawab.

Tak lama juice pesanan Via datang. Bukan diminum tapi ia hanya mengaduk-aduk minumannya sambil memandang lurus entah pada siapa dan memandang apa.

" Loe cemburu liat Alvin sama Cewek baru itu? " Tanya iel.

Sivia menoleh sambil mengecilkan sebelah matanya, bibirnya mengecrut. " Ga! Sok tau! " Jawab Via cuek.

" Keliatan ko Vi dari mata loe.. "

" Oh ya? Wow.. " Hanya itu respon dari Via. Ia kemudahn menompang dagunya. Terjadi diam-diaman diantara mereka.

' Tanyain ga yah sama Via tentang tadi itu? ' Batin iel.

" Vi gue mau nanya.. "

" Hhm.. " Jawab Via tanpa menoleh.

" Ehm.. Rio sama Ify pacaran yah? " Tanya iel gugup dan takut juga.

" Emang kenapa? " Tanya via cuek banget.

" Emm.. g..gu.. Gapapa ko.. "

" Yaudah lah gue mau ke lapangan lagi.. " Via merasa omongan iel ga penting hanya mengulur waktu! Ia kemudian berlalu begitu saja tanpa memperdulikan iel.

**

BERSAMBUNG

1 komentar: