Kamis, 14 Juli 2011

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 15-

Hari ini guru-guru di SD sengaja menyuruh masuk murid-murid. Baik kelas 6 atau pun yang lain. Hanya untuk memberitahukan bahwa besok pengumuman kelulusan bagi kelas 6 dan liburan yang panjang bagi kelas dibawahnya.

" Baik semuanya berkumpul dilapangan terima kasih" jelas pak Dave guru yang mendapat jadwal piket hari ini.

Semua berhamburan keluar kelas ataupun kantin dan menuju lapangan. Semua murid sudah berbaris rapi dan kemudian duduk dengan sendiri. Rutinitas SD ini memang.

" Bapak menginformasikan untuk siswa-siswi kelas 1-5 mulai besok libur dan masuk tanggal... Bla..bla..bla.. Kalian libur panjang" ujar pak Dave menjelaskan. Riuh murid-murid kelas 1-5 itu bersorak senang.

" dan untuk kelas 6, pengumuman kelulusan besok. Mungkin itu saja dari bapak, jangan ada yang pulang dulu sebelum bel pulang dibunyikan. Terima kasih dan berdiri balik kanan bubar jalan.." Pak Dave mengintruksikan semua murid ini agar membubarkan diri.

* *

CAR dan SSI mengobrol dikantin. Mereka mengedarkan padangan pada sudut setiap kantin. Ramai. Yap! Mungkin karena jam pelajaran kosong dan mereka memilih mengisi perutnya.

" Penuh lagi! Ck.." desah Alvin yang sedari tadi memegang perutnya karena dorongan penghuni didalam.

" Trus gimana?" tanya Shilla. Cakka memberhentikan tatapannya pada kursi dipojok kantin yang terdapat 3 orang cowok dibawah mereka lebih tepatnya adek kelas. " ah gue tahu! Yo ikut gue!" ia menarik tangan Rio paksa. Rio menatap Cakka dengan tatapan lepasin-woy-mau-kemana- tanpa alasan dan balasan dari Cakka mereka berhenti disebuah meja.

" woy! Udah selesai kan makannya? Gantian kita!" Cakka mendobrak pelan meja ini. Siempu mejanya pun berdiri. Berusaha melawan.

" belum!" balas orang itu sinis.

Rio yang sudah tahu maksud cakka membawanya kesini. " pergi.. Atauuu loe..." menatap tanjam satu-persatu wajah orang yang ada dikursi itu. Tanpa babibu e-o siempu yang duduk dikursi itu pergi ketakutan dengan ancaman kaka kelasnya itu.

Kemudian Cakka-Rio menempati tempat itu dan memberi kode pada sahabatnya -yang- sedari tadi melihat adegan yang sudah tak asing bagi mereka. SSI + Alvin berjalan menuju 2 cowok itu.

" heuh ga ada takut-takutnya sih tuh orang sama gue" dumel Cakka.

" Sabar bro! Loe masih kalah sama gue.." Tawa Rio pun meledak diikuti yang lain.

" By the way, pada  mau Smp dimana?" Tanya Via sambil meminum juice Alpukatnya.

" Gue diHB kayanya.." Jawab cowok putih tinggi dengan mata yang sipit.

" Sama HB juga.." ujar Cakka-Rio-Shilla-Sivia. Semua tersenyum. Kecuali..

" Loe ga diHB Fy?" tanya Cakka. Ify menggeleng lemah. Tiba-tiba saja ia merasa sedih.

" hah? Loe mau dimana fy? Yahh jangan pisah sama kita.." Shilla merangkul ify.

Ify mengangkat bahunya. " kata ortu gue suruh di IB.."

" trus loe mau?" tanya kembali Rio.

Ify hanya mengangguk pelan. Kekecewaan terlihat diwajah para sahabatnya.

" Yah Fy kan kasian abang rio ditinggal.." Cakka senym-senyum ga jelas. Rio sontak menginjak kaki Cakka dengan menatap tajam Cakka.

" aww!" erang Cakka. Rio menginjak kaki Cakka. Cakka nyengir kemudian membentuk tangannya menjadi 'V' dan dengan tatapan Piss-bro-cuma-canda-tapi-sakit-oneng. Rio tersenyum puas.

" loe mau yah pisah sama kita?" tanya Via sedih.

Ya, cewek satu ini bukan tipe yang suka membatah omongan orang tuanya. Cewek yang penurut ini. " udah ah gue ga tau. Bingung! Nanti kalau 'NEM' gue tinggi ya HB kalo engga yaa terpaksa.." Jawab Ify pasrah.

" loe kan pinter Fy, percaya deh loe pasti masuk.." ucap Alvin tersenyum tipis.

Ify menghela napas panjang. Ia merasa tak ingin waktu ini berlalu. Andai ia bisa mengehentikan waktu, pasti -akan- ia hentikan agar terus bersama dengan sahabat yang selalu ada untuknya. " liat besok aja.."

* *

Sepulang dari rumah Shilla langsung mengganti pakaiannya. Ia merapikan rambutnya didepan cermin. Terlihat bayangan dirinya yang begitu anggun, tak heran jika orang tak bosan memandanginya terus.

" padahal kan dulu yang paling semangat masuk HB itu Ify, tapi sekarang dia malah pasrah aja! Kayanya ada yang ga beres." ia berbicara sendiri pada bayangannya yang selalu mengikuti gerak-geriknya. *iyalah-_-*

* *

Akhirnya hari ini, pagi ini, jam ini, detik ini. Pengumuman kelulusan bagi siswi dan siswa kelas 6.

Murid-murid ini diarahkan untuk berkumpul dilapangan dan diberi masing-masing amplop beratasnamakan dirinya masing-masing. Semua masih memegang amplop itu. Ada yang dikipas-kipaskan, ditaruh dikantong. Mungkin karena waktu pengumumannya lama.

" baik anak-anak jika ibu memberi aba-aba kalian langsung buka amplop-nya dan lihat isinya Lulus atau Tidak. Mengerti?" ujar bu guru Menjelaskan. Anak muridnya pun mengangguk. Mereka sudah siap akan merobek kertas itu. Rasa deg-degan bercampur penasaran, dicampur ketakutan.

" siap ya.. 3.. 2.. 1.." koor bu guru bersemangat. Dengan cepat dan hati-hati murid-murid ini merobeknya.

Dan...

Teriak-teriakan bahagia menyambut pagi ini. Mereka semua dinyatakan Lulus. Berjingrak-jingrakan, berpelukan, menangis bahagia. Itulah yang dilakukan rata-rata murid ini.

Hal serupa sama hal-nya terjadi pada sahabat ini. Mereka sengaja memilih berbaris paling belakang.

" Gue lulus!" Teriakan Via begitu keras dan langsung memeluk Shilla-Ify.

" Kita lulus bro!" Ucap Rio merangkul Cakka-Alvin. Mereka semua tersenyum.

" Eh, Fy NEM loe berapa?" rangkulannya ia lepaskan dari sahabatnya. Tiba-tiba saja ia teringat akan gadis ini. Kejanggalan yang sudah ia rasakan sejak tadi. Ekspresi wajahnya berubah menjadi datar.

" Tau, gue buka dulu.." perlahan ia buka amplop putih itu. Sahabat-sahabatnya ikut merasakan gelisah dengan hasil nilai Ify. Mereka takut kehilangan Ify. Ify langsung membuka amplop itu dan...

Betapa kagetnya ia melihat hasilnya. Sungguh benar-benar tak menyangka mendapat ini. Mimik wajah Ify berubah sedih, ia menutup kembali sehelai kertas itu.

" kenapa fy?" Tanya Cakka mewakili yang lain yang sedari tadi hanya Diam karena melihat mimik wajah Ify yang sedih.

" Ne..Ne.. NEM gue, NEM GUE GEDE!! Aaaa.." teriak Ify berjingrakan dan langsung memeluk Shilla yang ada disampingnya.

Semua akhirnya tersenyum lega dan senang.

" Serius Fy?" Shilla melespakan pelukan Ify padanya lalu menatap Ify. Ify mengangguk mantap.

" Berapa Fy?" tanya Alvin. Pertanyaan bertubi-tubi menghampiri gadis ini. Bak, artis baru yang sedang naik daun.

" 28.45.." Jawab Ify yang tak henti-hentinya tersenyum. " kalian berapa?" tanyanya.

" Gue 24.90.." Jawab Cakka.

" Gue 27.85.." Ujar Sivia.

" Gue 26.95.." Ucap Rio.

" Gue 25.45.." Kata Shilla.

" Gue 28.05.." Kata Alvin. " wah loe paling gede Fy ciee.." ledek Alvin. Ify hanya tersenyum malu.

" PN.. Atuh PN.." pinta Cakka sambil memaikan alisnya. Yang lain hanya mengerutkan dahinya. Tak mengerti maksud Cakka.

" PN apaan bro?" tanya Rio.

" wah norak loe pada! PN itu 'Pajak NEM' bhuahaaha.." tawa Cakka puas. Yang lain menoyor kepala cakka. Cakka melengos.

" wkwk ada-ada aja lu :p" Kata Via.

Kebahagian bercampur sedih terasa hangat diantara persahabatan ini. Kebahagian dan kesedihan mewakili hati mereka, Karena mereka akan melanjutkan ke sekolah baru yang akan membuat mereka menjadi lebih dewasa..
Kesedihan akan berpisah dengan teman-teman, guru-guru. Terlebih harus meninggalkan Sekolah tercintanya. Tempat tinggal kedua mereka setelah Rumah pribadi.
Kebahagian bercampur sedih karna harus melepas baju yang sudah menjadi andalan anak 'SD' selama 6 tahun lamanya. Merah-putih.

Mungkin mereka akan sangat merindukan bagunan ini. Tempat tertawa, bersedih dan menangis. Akankah mereka bisa kembali kesini mengenang itu semua? Tapi tidak hanya untuk Reunian saja, atau sekedar mengambil Ijazah.

**

    BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar