Kamis, 14 Juli 2011

Because of Endless Love Music -RiFy- *cerpen*

Haii kenalin nama ku Alyssa Saufika Umari cukup panggil aku Ify. Ciri khas ku memakai behel dan eem.. Bawel katanya huh! Aku berasal dari keluarga yg cukup di bilang kaya, tapi biarlah aku tak suka berpamer ria.

Hobby ku adalah bernyanyi. Ya, dengan hobby ku ini, aku punya banyak prestasi di bidang bernyanyi. Aku sering terpilih di sekolah untuk menjadi perwakilan sekolah. Oh iya aku bersekolah di SMA 709 Jakarta, dan aku kelas XI.2

*

Pagi yang cerah, awan yang biru dengan sedikit warna putih di sekitarnya, menandakan hari ini cuaca cerah.

" Ku hirup udara dan rasakan hangatnya mentari oh indahnya hari menjalani hidup yang pasti.. " Aku bersenandung kecil dan merapikan tampilan ku di depan cermin sebelum berangkat sekolah. Rambut ku yang ku biarkan terurai, rok di atas lutut, sepatu kets sekolah hitam dan kaos kaki se betis. Ya, ini penampilanku. Aku menarik pelan ujung bibir ku membentuk huruf 'U'. Setelah cukup puas aku pun mengambil tas yang tergantung dekat almari dan langsung turun.

*

" Pagi semuaa.. " ucap ku bersemangat dan memamerkan senyum indah ku.

" Pagi.. " Jawab mama sembari mengoleskan selai strawbery untuk ku. " Nanti Deva ikut kamu dulu ya ka.. "

" Ha? Emang kenapa? " tanya ku yang melahap roti yang mama buatkan.

" Supir gue ga ada lagi sakit.. Pelit banget dah " Kata Deva adikku yang ganteng banget ini tapi itu kata dia sih haha.

" Heuh males tau ga gue.. " Jawab aku lagi. Deva menjulurkan lidahnya.

*

" Cepet turun ntar gue telat! " Suruh ku pada anak ini.

" Iye-iye bentar rapihin rambut dulu.. " Deva malah melirik kaca spion mobil ini dan merapikan rambutnya ke atas. " Ntar kan keke tambah ke semsem sama gue.. " Ngomong sama siapa nih anak? Ck.

" Udah? " tanya ku lagi.

" Iye bawel amet lu ka.. " ia pun turun dari mobil. " Dadah kaka gue yang superduper bawel :p " Deva langsung pergi sambil tertawa lepas.

Liat aja ntar aku bales :D

*

Aku sampai di kelas. Menaruh tas di kursi ku. Ku tarik ujung bibir seraya duduk dan menyapa sahabatku. Shilla.

" Pagi.. " Sapaku.

" Pagi too.. " Jawab Shilla. Lalu kami pun bencengkramah berbagai macam hal. Tiba-tiba aku mendengar ada yang memanggil namaku dan Shilla. Dari arah Meja piket guru sepertinya.

*

" Panggilan kepada. Alyssa Saufika, Ashilla zahrantiara, Alvin Jonathan, Gabriel stevent, Sivia Azizah, Cakka Nuraga, Mario stevano. Untuk yang di panggil namanya harap segera menuju kantor. Terima kasih " Ucap Bu Ira guru kesenian di sekolah ini.

Yap! Aku sudah menduga ini ada hubungannya dengan musik. Aku dan Shilla berdiri seraya meninggalkan kelas kami.

*

" Eh Shill, Mario Stevano itu siapa ya? Baru denger aku.." Tanya ku sambil berjalan menuju kantor.

" Anak baru kali Fy.." jawab Shilla santai. Aku hanya membulatkan mulut ku dan kemudian mengangkat bahu.

Keren sekali anak baru itu, baru masuk sudah ikut test musik saja!

*

Semua yang namanya di panggil sudah terkumpul di Kantor.

" Kalian sudah dapat dispen jam pelajaran 1-2 jadi ga usah khawatir " kata Bu Ira.

" Ayo ikut ibu ke ruang musik.. " Lanjut Bu Ira, sembari menuntun kami agar mengikutinya. Kami pun mengekor.

*

Sampailah kami di Ruang musik kebanggaan SMA ini. Ruangan yang cukup besar dengan berbagai peralatan musik ada di sini. Mau di eja satu persatu alat musik di sini? Boleh. Ada Biola, Drum, Gitar, Angklung banyak deh, dan Piano. Ya, Piano! Is inspired of me.

" Kalian tau untuk apa Saya mengumpulkan kalian di sini? " Tanya Bu Ira. Semua menggeleng kecuali...

" Paling ada lomba nyanyi kalo ga Festival musik. Iya kan Bu? Suara saya ga perlu di ragukan deh Bu T.O.P B.G.T lah.. " Kami yang ada di sini menyoraki cowo ini. PD banget!

Tapi emang suaranya bagus sih, ganteng pula! Kalo kata cewek-cewek di sekolah ini  `Senyumanyaa beh gua langsung jatuh cinta deh..` Haha lebay yah? Tapi aku ga termasuk lho. Dia itu Cakka.

" Ya betul kata Cakka! Ibu memanggil kalian untuk mengikuti test Suara untuk lomba se-DKI Jakarta. Ibu akan pilih 2 orang, putra dan putri.. " Jelas Bu Ira. Semua mengangguk mengerti.

" Baik, Alyssa Saufika maju ke depan nyanyikan sebuah lagu. " Perintah Bu Ira padaku. Aku segera berdiri dan berjalan menuju panggung yang berukuran sedan itu.

*

Aku berjalan menghampiri Grand Piano putih di ujung depan panggung ini. Piano kesayangan ku yang selalu ku pakai setiap aku sedang galau.

Aku mulai menekan tuts-tuts piano. Melantunkan sebuah lagu kesukaan ku.

I’m so glad you made time to see me
How’s life, tell me How’s family ?
I haven’t seen them in a while
You’ve been good, busier then ever,
we small talk, work and the weather
Your guard is up and I know Why.
Cause the last time you saw me
is still burned in the back of your mind
you gave me roses and I Left them there to die

So this me swallowing my pride standing in front of you saying I’m sorry for that Night
and I go back to December all the time
turns out freedom ain’t nothing but missing you
wishing that I realized what I had when you were mine
I’d go back to December turn around and make it all right
I go back to december all the time

These days I heaven’t been sleeping
staying up playing back my self leaving
when your birthday passed and I didn’t call
And I think About summer, all the beautifull times
I watched you laudhing from the passenger side
Realized that I loved you in the Fall
Then the cold come, The dark days
when fear crept into my mind
you gave me all your love
and all I gave you was goodbye

So this is me swallowing my pride, standing in front of you
saying I’m sorry for that night
and I go back to December all the time
Turns Out freedom ain’t nothing but missing you
Wishing That I realized what I had when you were mine
I'd go back to December turn around and change my own mind
I go back to December all the time.
( Back to December - Taylor Swift)

Semua memberikan standing applause untukku.

Betapa senangnya aku bisa memainkan piano kesayangan ku. Apalagi tadi aku sangat menghayati lagu yang aku bawakan. Senang rasanya.

*

" Selanjutnya Mario Stevano." Mario menaikki panggung. Tapi sebelum nyanyi dia sepertinya akan memperkenalkan diri dulu.

" Kenalin semuanya Gue Mario Stevano panggil gue Rio. Thankss.. " Rio segera mengambil gitar di ujung dekat Drum dan teman-temannya.

Hhm.. Betul ternyata dia anak baru! Manis juga.

*

Sedalam yang pernah ku rasa
hasrat ku hanyalah untuk mu
Terukir manis dalam relungan ku
kau bawa selamanya diriku

Biarkanlah ku rasakan
hangatnya sentuhan hatimu..
Bawa daku penuhi ku
berilah diriku kasih putih
Di hatimu..

Rio kembali menaruh gitar yang ia pakai pada tempatnya. Lalu sedikit membukuk dan tersenyum.

Hal yang mereka memberikan untukku kini di dapat oleh laki-laki ini. Standing appluse! Bagus sekali suaranya, aku yakin dia terpilih.

*

Shilla kemudian menaikki panggung karena sekarang gilirannya.

.......................................
Keep smilling, keep shining
knowing you can always count on me
purshure, Thats what friends are for.
For good times and bad times
i'll be your you share forever more
Thats what friends are for.


Yaa, aku suka dengan suara lembut sahabatku ini. Apalagi jika menyanyikan lagu ini. Jadi ingat dulu waktu aku dan Shilla duet lagu ini, Aku main piano, Shilla yang bernyayi. Yeah.. Perfomance is a Nice!

*

Biarkan ku menggapai mu..
Memeluk mu..
Memanjakan mu..
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku..

Suara yang sedikit nge-rock ini adalah Gabriel. Ketua osis di sekolah ini, tak heran jika banyak yang suka padanya.

*

Hati ku cuma ada satu..
Sudah untuk mencintaimu..
Tolong jangan sakiti lagi
nanti aku bisa mati..

Senyum manisnya ia berikan untuk yang ada di sini, apalagi untuk pacarnya Alvin. Ya, ini Sivia atau yang akrab di panggil Via. Mereka sudah berpacaran kurang lebih 1 tahun. Langgeng yah?

*

Tetaplah menjadi bintang di langit
agar cinta kita akan abadi
biarlah sinarmu tetap
menyinari alam ini agar menjadi saksi cinta kita..
Berdua..

Gimana kalo sama yang ini? Lembut kan suaranya? Udah pada tau dong siapa orangnya? Dia tersenyum ke arah gadisnya, yang tampak kagum dengan penampilan kekasihnya. Alvin!

*

Inilah sayang ku, huhuhu..
Inilah cinta ku hanya untukmu
trimalah diriku apa adanya
kan ku jaga slalu, dirimu huhu oh dirimu...

Udah tau ini siapa? Hhm, liat aja cara nyanyinya genit banget! Dasar playboy! :p Eh, tapi suaranya keren kan? Pasti!

*

Kami semua duduk, beristirahat setelah semua bernyanyi. Bu Ira sedang sibuk memilih-milih siapa yang akan di pilih.

Banyak yang di lakuin anak-anak di sini sambil beristirahat. Ehm.. Alvin-Sivia! Liat tuh mereka lagi berduan sambil bercanda-canda, Via tertawa lepas saat mendengar lawakkan Alvin. Pasangan yang serasi!

Shilla? Sedang duduk sama Cakka sambil main game di Hp. Tau ga? Semua di sekolah ini pada bilang mereka itu pacaran! Karena sangking deketnya mungkin. Mana mau Shilla sama Cakka, yang notabene Playboy cap kelas teri! :p

Hah! Sendiri dong. Eh tapi kan ada iel, tapi mana yah? Aku mengedarkan padanganku. Tapi ternyata iel tak ada! Keluar mungkin, suda

Aku menghela napas pajang. Tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk di samping ku. Aku menoleh, Rio! Pekik ku dalam hati. Ngapain dia? Maen duduk-duduk aja.

Rio menjulurkan kakinya, dan kemudian menggantungkan Headseat di telinga. Lalu, memilih-milih lagu di I-podnya. Hah? Cuma gini doang? Ck cuek banget-_-

Aku terus memandang cowo aneh ini. Memperhatikan gerak-geriknya. Tapi dia tetep saja cuek tak peduli atau memang sengaja? Entahlah~

eh, tapi ternyata dia memutar kepalanya kearah ku. Memandangku. Lalu, dia melepas headseat kepunyaanya.

" Kenapa?" Tanyanya yang dengan gaya cool. Yang sukses membuat ku kaget, salting plus malu!

Aku mengalihkan pandanganku ke depan. Berusaha bersikap biasa.
" Hah? Kenapa? Ga papa.." Tanya dan jawab ku. Cowok itu membulatkan mulutnya. Dan kembali memakai headseat, menyandarkan kepalanya di bantalan kursi, memejamkan mata. Dari tadi gini terus perasaan!

*

' Selamat untuk Alyssa dan Mario kalian terpilih untuk mewakili sekolah ini..' Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga ku.

Bagaimana bisa aku berduet bersama dia? Si cowok super duper cuek! Tapi emang sih suaranya oke, tapi kan tetep aja! Ntar aku nanya gini dia jawab seadanya! Huh! Emang Dia siapa sih? Ko baru masuk udah kepilih aja, perasaan yang lain banyak juga yang murid baru dan suaranya bagus. Hhm.. Ada yang ga beres..

*

" Ciee yang udah dapet rival baru.." Tiba-tiba saja Gabriel datang sambil menepuk bahu ku dengan kata-kata meledek dan berhasil membuatku buyar akan lamunanku.

" Eh.." Aku menoleh ke arah iel. Apa katanya? Rival? Kaya gitu di bilang Rival? Ck. " Rival! Maless deh aku sama dia.. Cuek banget tau.."

Gabriel terkikik. " Haha tapi seneng kan? Bagus lagi suaranya.."

" Ihh seneng gimana coba! Emang sih suaranya bagus, tapi..emm, kenapa ga kamu aja sih?!" Jawab ku yang mulai kesal.

" Tuh kan ngaku? Gantian atuh neng, masa gue mulu yang dapet!"

" Kalo gitu aku juga harusnya ga dapet dong? Masa 2 tahun berturut-turut aku mulu!" Decak ku kesal. Iel mengacak-acak rambutku.

" Sombong.."

" Ish.." aku menepis tangan iel yang masih mengacak-acak rambutku. " Aku serius tau! Dan pokoknya aku maunya sama kamu bukan Rio, yel.."

" Ini udah keputusan Bu Ira nona cantik! Udah ah gue ke kelas yaa.." Tanpa babibu iel berlalu meninggalkan ku di halaman sekolah.

Oh iya, aku sama iel ga ada apa-apa yaa. Aku emang pengen banget yang terpilih iel dan duet sama aku! Ini bukan berarti apa-apa lho! Aku sama iel udah klop banget kalo soal nyanyi, makannya aku males banget jadinya kalo dia ga ke pilih. Malah si Rio, rio itu!

*

Hari ini aku bersantai di depan Tv sambil menonton acara-acara di Tv. Hhm.. Masih pagi yaa? Aku melirik jam dinding di dekat almari meja makan. Oh jam 7! Pantes ga ada yang rame.

: I will never say never.. I will fight..:

Nada pesan masuk ku berbunyi. Aku segera mengambilnya. Bu Ira? Apa apa sms? Tumben? Pikir ku saat melihat nama si pengirim sms.

From: Bu Ira

Fy, nanti siang jam 1 ke sekolah ya kita mau mulai latihan. Bisa kan?
 Makasih..

Hhm.. Baru aja santai-santai dirumah udah ada aja kegiatan! Maless banget sumpah.

To: Bu Ira

Oh bisa bu, nti saya kesana.. Makasih bu udah kasih tau :)

Terpaksa deh aku bales 'iya'.

From: Bu Ira

Smsm, ibu tunggu!

Aku tidak membalas pesan Bu Ira lagi. Aku menaruh Hp ku di meja ruang tengah. Berarti nanti ketemu cowok super duper cuek -Rio- itu lagi? Nasib-nasib.

*

" Maaf Shill ga bisa, aku mau latihan nyanyi nanti.. " Nada suara ku berubah lesu. Shilla meminta aku untuk menemani dia ke toko buku tapi... Masa harus di batalin.

" Yahh.. Emang kapan Fy?" Tanya Shilla di sebrang sana.

" Jam satu Shill, aku juga males sebenernya. Tapi mau gimana lagi.."

" Oh yaudah deh gapapa gue sendiri aja. Cie ketemu Rio dong.." Shilla meledek ku. Pasti dia lagi senyum-senyum di sana.

" Apadeh Shill, udah ah jangan bahas dia! Bikin mood ku tambah deh.."

" Hehe piss Fy.. Udah ya gue mau siap-siap dulu. Bye~" Shilla memutuskan panggilannya untukku. Aku pun sama.

*

Aku sampai di sekolah. Aku mengedarkan pandanganku ke penjuru sekolah. Sepi! Jelas, ini hari libur dan waktunya untuk bersantai ria yeayy! Tapi tidak untukku.

Aku memutuskan untuk langsung menuju ruang musik. Tapi saat aku melewati ruang kepala sekolah, aku sedikit menguping pembicaraan Pa kepsek dengan.... Rio! Ya Rio! Ngapain ya?

Aku mendekatkan diriku ke arah pintu ruangan ini. Menempelkan telinga ku pada pintu ini. nguping dikit ah..

*

" Gimana enak kan sekolah di sini?" Tanya Pa Gunawan, kepala sekolah di sini.

'' Iya.." Jawab orang itu datar. Suaranya.. Emm, kaya, kaya.. Rio! Aku semakin penasaran, aku menempelkan telinga serta badanku.

" Sudah papah bilang kan dari dulu kamu harusnya sekolah di sini!"

Hah? Papah? Ko Pa kepsek bilangnya papa? Jangan-jangan Rio anaknya lagi :O

" Ga begitu seneng juga kali pa.." jawab Rio cuek sembari meninggalkan ruang ini. Dan begonya aku masih diem kaya patung di depan pintu.

Entah siapa sekarang laki-laki dengan postur tubuhnya yang tinggi dan kulitnya sedikit hitam ini. Sudah berdiri tepat di hadapanku, dengan posisiku yang masih membungkuk.

" Ngapain lo?" Tanya cowok ini yang tak lain Rio. Tatapan matanya sangat tajam melihat kearah ku, dengan gaya coolnya kedua tangannya ia masukkan pada saku celananya.

Tubuhku langsung aku tegapkan, dengan sedikit rasa takut. Aku meremas-meras baju ku. Tatapannya itu! Kaya pengen makan orang :O

" Woy!! Gua nanya! Lo ngapain!" Tanyanya lagi, kali ini suaranya di tinggikan.

" emm.. Itu.. engh gangapangapain!" jawab ku spontan tanpa ada jeda.

" Dasar Cewe aneh!" Rio langsung pergi meninggalkan ku. Apa tadi? Cewe aneh? Kurang ajar!

Aku menggempalkan tanganku kuat-kuat. Tanpa babibubebo aku berlari kecil mengekor Rio. Enak saja aku dipanggil Cewe aneh.

*

Karena ada insiden kecil saat aku mengejar Rio, jadilah aku kehilangan jejaknya. Tapi aku langsung berpikir, Ruang Musik! Iyaa pasti dia kesana.

*

Benar saja dugaanku. Rio sedang berada di sini -Ruang Musik-. Aku langsung kedalam Menghampiri Rio.

Langkahku yang semula cepat aku urungkan menjadi sedikit pelan dengan apa yang aku lihat. Rio sedang bermain Piano dan bernyanyi. Merdu sekali.

Aku diam mematung melihat Rio dengan aksinya yang begitu menawan.

Dan sampai akhirnya kejadian serupa di Ruang KepSek itu terjadi di sini. Rio membalikkan badannya setelah selesai menyanyi. Aku tidak menyadari itu, aku hanya bengong memandang Rio.

" Bisa ga, ga usah ikutin gua!" Ucap Rio tegas dengan tatapan itu lagi.

" Engh.. Emang kenapa? Toh aku kan mau latihan nyanyi.." Aku membela sambil berpaling muka.

" Ck" Rio mendecak. kemudian memutar badannya kearah piano lagi dan memainkannya (lagi).

Aku menghampiri Rio dengan rasa kesal. Cuek banget sih jadi orang ck.

" Eh! Tadi kamu ngatain aku apa? Cewek aneh cewek aneh!" Suaraku mengeras sambil bertolak pinggang.

" Kenyataan" Jawabnya singkat padat dan jelas. Rio tetap menekan tuts-tuts piano.

" Bisa sopan dikit ga! Ngomong tuh as.."

" Ternyata udah disini.." Tiba-tiba bu Ira datang membuat kata-kataku terpotong. Bu Ira menarik kursi dan meletakkannya di dekat kami. Aku pun mengikuti.

Rio berbalik arah menghadap bu Ira.

" Jadi nanti kalian duet yaa, tadinya sih ada solonya tapi malah di ganti.." Ujar bu Ira menjelaskan.

Aku mendengus kesal. " Yahh kenapa emang Bu?" Tanya ku.

" Ibu kurang tau.. Yang pentingkan kamu udah pengalaman Fy.." Jawab Bu Ira. Aku hanya tersenyum masam sambil mengangguk.

" Yaudah sekarang tinggal nentuin, mau nyanyi lagu apa? Mau kalian yang pilih, atau Ibu?" Tanya bu Ira lagi.

" Terserah.." Rio membuka suaranya yang sejak tadi diam. Irit banget deh nih orang kalo ngomong --"

" Hhm, kamu punya usul Fy?" Tanya Bu Ira. Aku berfikir sebentar, kalau aku yang saran lagu ntar Rio ga setuju lagi, males debat sama dia. Eh? Debat? Ga deh aku ralat, aku ga pernah debat sama dia. Orang irit ngomong-_-

Rio menatap ku dengan tatapan membunuh itu, lalu seketika memalingkan wajahnya. Aku jadi takut untuk kasih tau Bu Ira.

" Sudah dapat Fy?" Tanya Bu Ira lagi sambil membolak-balik kertas berisikan lagu-lagu.

Aku menghela napas, lalu mengangkat bahu. " belum bu, terserah Ibu ajadeh."

Bu Ira menghetikan telunjuknya yang sedari tadi menyelusuri tiap judul lagu dan penyanyinya. Sepertinya Bu Ira sudah dapat lagu untuk kita.

" Ini aja.."

*

Langit berganti semula putih kini sudah menjadi hitam ke abu-abuan. Awan pasti akan beradu dan meneteskan air ke muka bumi ini. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Aku terus melihat ke arah pergelanganku, jam kesayangan ku kini sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ya Tuhan, sudah sore sekali. Supir pun tak urung menjemputku.

Aku mulai lemas, ku langkahkan kaki ku menuju pos satpam dan memilih menunggu di sana. Alunan music classic terdengar di dalam tas ku, ternyata bunyi sms.

' Non, mamang gabsa jmpt maaf non istri mamang ngelhirin maaf bgt ya non'

Aku menghela napas panjang melihat isi pesan singkat itu. Lalu bagaimana ia pulang? Taxi ga ada? Angkutan umum juga ga ad.

Tinn.. Tinn.. Tinn..

Aku menoleh kearah sumber suara klakson mobil itu. Rio. Ya itu Rio dengan gaya coolnya seperti biasa dan di tambah memakai kaca mata. Mobilnya berdiri tepat di depan ku.

" Ayo naik!" Perintah Rio padaku agak sedikit keras. Hah? Ada angin apa ini dia ngajak aku? Aku bengong dengan tampang bego menatap Rio.

" Yaudah gua tinggal.." Kata Rio yang akan menutup kaca mobilnya.

Aku langsung menghampiri mobilnya. " Eh, tunggu. Aku ikut yaa supir ku ga bisa jemput.." Pinta ku memelas.

" Cepet naik! Lelet banget jadi cewek!!" Bentak Rio yang sudah menutup kaca mobilnya.

Kalo mang Asep bisa jemput juga aku ga mau nebeng cowok ini!!

*

Hening~ Yap keadaan di mobil Rio sekarang. Tak ada satupun di antara kami yang membuka suara. Aku menompang dagu ku, dengan siku di tempelkan pada tas ku. Aku sandarkan kepala ku kebelakang. Menatap jalanan yang basah karena hujan, juga Jendela yang sudah di penuhi embun.

*

Rio duduk di sisi ranjang tempat tidurnya. Dengan bola basket yang ia pegang.

" Elo tuh cantik, mirip mantan gue! Gue harus bisa dapetin lo!" Tekad Rio sembari menggepalkan tangannya.

*

Pagi ini entah kenapa aku senang sekali memutar memori saat kemarin bersama cowok itu. Sebenernya dia tuh baik tapi hanya saja terlalu cuek.

" Ify!!!" Teriak seseorang di belakangku. Aku menoleh, mendapati Shilla sedang berlari ke arah ku.

" Eh, loe tau ga Rio! Rio..engh hosh hosh!" Shilla terengah-engah.

" Santai mba.." Aku mengelus punggung Shilla. " ada apaan emang Rio?"

" Lo tau ga, Rio tuh anak kepala sekolah."

DEGHH
Berarti dugaanku benar. Rio anak pak KepSek. Pembicaraan kemarin di Ruang KepSek benar. Kenapa Rio tak menyombongkan diri? Biasanya kan anak kepala sekolah tuh pengen Eksis. Eh, apa tadi, Rio ga kaya gitu? Salah!! Dia tuh nyebelin tau! Kadang baik, kadang menyebelin. Susah di tebak.

*

' Saat bahagia ku duduk berdua dengan mu, hanyalah bersama mu..'

Rio mengatur suaranya dengan memainkan gitar.

' Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu.. Ku ingin engkau selalu..'

Kini giliran ku menyanyikan satu bait bagian ku.

Latihan kali ini benar-benar serius. Bu Ira sudah mengatur suara kami, bagaimana saat kami tampil. Dan kalian tahu? Bu Ira bilang `Kalian pokoknya harus romantis nanti saat tampil! Ibu ga mau tau!` Dan kalian tau lagi? Rio menanggapinya hanya tersenyum miring. Aku? Sudah berkali-kali memohon. Tetap saja tak di hiraukan.

*

Malam hari yang sejuk dengan langit di penuhi penghuni langit. Bintang-bintang muncul berkilauan, bulan yang cerah dengan bentuknya yang setengah. Menandakan bahwa memang malam yang cerah.

Hp ku bergetar bertandakan sms masuk. Dan itu dari nomor asing.

' Jngan lpa istrahat, jga kondisi!'

Siapa nih? Ingetin apa ngomelin jutek amat.

' Ini siapa?'

' Gue Rio..'

Wottt??? RIO? ER-I-O? Sms aku?

' Tumben sms, pake ngingetin lg. Msh lma kali..'

' Ga blh? Ydh gue ralat. Jngn istrahat yaa begadang aja, trus jgn jg kondisi jg biar sakit!'

Sumpah yaa nih anak ngeselin banget!

' Rese banget jd org! Udh jgn bales!'

Aku mematikan telpon ku. Mood ku berubah menjadi kesal gara-gara Rio. Heuh! Nganggu saja.

*

3 hari kemudian.

Hari ini dimana Lomba Nyanyi di adakan. Aku, Rio dan Bu Ira sudah duduk di barisan kedua. Aku melihat satu persatu kearah pintu masuk. Murid dari sekolah lain yang juga perwakilannya adalah 2orang cowok-cewek terlihat kompak, mesra! Mungkin mereka sudah pacaran. Tapi yang ga pacaran gimana? Mereka tetap kompak dan nunjukin mereka bisa romantis. Sedangkan Aku? Liat aja cowok disamping ku, asik mendengarkan alunan musik classic dari i-podnya. I'm Envy Know!!

*

Rio melirik Ify sekilas tapi tetap dengan gaya coolnya. Ia tahu. Bahwa gadis cantik disampingnya iri melihat pasangan lomba Nyanyi lainnya. Itu terlihat dari mimic wajah Ify.

Memang Rio sangatlah cuek. Tak memperdulikan sekitarnya. Bahkan -mungkin- orang-orang yang melihatnya aneh, takut karena yaa begitu cuek.

" Biasa aja kali mukanya. Cemberut mulu.." Rio membuka suara tapi pandangannya tetap lurus kedepan. Apa maksudnya ini? Bertanya atau menyinggung? Pikir gadis ini -Ify-

" Ngomong sama aku?" tanya Ify yang tak kalah cuek dari rio. Rio meliriknya tajam, kemudian tersenyum. " Bodo! Terserah aku dongg"

Rio tertawa dalam hati. Rio sangat suka jika membuat gadis ini kesal. Apalagi dengan ditunjukan wajah kesalnya.

Maaf bukan maksud gue bikin elo kesel. Nanti loe bakal seneng Fy.

*

Jujur aku nervous kali ini. Biasanya aku tak se-nervous ini jika akan lomba. Takut karna banyak yang tampilannya bagus? Bukan! Suara mu tak oke? Bukan! Apa mungkin gara-gara cowok ini? Aku melirik Rio sekilas.

Kini giliran sekolah ku yang panggil dengan no urut 003 dari SMA 709 Jakarta. Aku berjalan terlebih dahulu, Rio mengekor.

Rio mengambil gitar di ujung panggung yang -lumayan- besar ini. Aku telah siap dengan microphone yang ku pegang. Bissmillah.

*

Jrenggg...

Rio memetik senar gitarnya. Dan mulai menyanyi.

-Rio-

Saat bahagiaku duduk berdua dengan mu
hanyalah bersama mu..

-Ify-

Mungkin aku terlanjur
tak sanggup jauh dari dirimu
ku ingin selalu..

Rio menghampiri ku. Tiba-tiba saja ia merangkul ku. DEGHH!! Jantung derdetak kencang tak percaya.

Aku menatap Rio. Rio pun menatap ku. Lalu seakan berbicara Udah-lanjutin-lagi-nyanyinya.

Kami melanjutkan nyanyian yang belum selesai ini.

-RiFy-

Tuk jadi milikku
ku ingin engkau mampu
ku ingin engkau selalu bisa

Temani diriku sampai akhir ayat mu
meskipun itu hanya terucap
dari mulutmu.. Huhuhu
dari dirimu yang terlanjur mampu
bahagian kan aku hingga ujung waktu ku selalu..

-Ify-

Seribu jalan pun ku nanti
bila berdua dengan dirimu
melangkah bersama mu..

-Rio-

Ku yakin tak ada satupun
yang mampu merubah
hasrat ku untukmu, ku ingin engkau slalu..

*

Aku dan Rio membungkukan sedikit punggung kami. Dengan senyum yang mengembang indah dari bibir kami.

Sungguh. Aku tak percaya dengan sikap Rio saat bernyanyi tadi. Apa Kalian merasakan juga? Sepertinya itu bukan Rio! Aneh! Rio berubah drastis.

Aku melangkahkan kaki ku untuk turun dari panggung. Baru selangkah berjalan. Tiba-tiba saja Rio menarik tanganku. Membuatku kembali pada posisi semulaku. Ada apa lagi ini?

Rio terus memegang tanganku. Dann.. Rio menyanyikan sebuah lagu.

I always knew you were the best
the coolest girl i know
so prettier than all the rest
the star of my show
so many times i wished
you'd be the one for me
but never knew you'd get like this
gril what you do to me

you're who i'm thinkin of
gril you ain't my runner up
and no matter what you're always
number one

my prize posession
one and only
adore ya girl i want ya
the one i cant live without
that's you that's you

you're my special litte lady
the one that makes me crazy
of all the grils i've ever known
it's you, it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my fovorite gril
my favorite gril
( JB - Favorite gril)

*

Aku speechless mendegar suara emas Rio. Aku terdiam masih mematung. Bengong! Tak menyangka.

Rio melepaskan tanganku. Ia mengeluarkan setangkai mawar merah yang indah. Entah dari mana mawar itu datang.

Lutut kanannya ia sentuhkan dengan kayu di panggung ini. Yang kiri seperti biasa. Lalu mawar itu ia pegang tepat di hadapanku.

Alyssa, Maaf jika selama ini aku sering membuatmu kesal, marah, ataupun benci.
Alyssa, Kaulah gadis istimewa di mataku. Di mata mereka semua.
Alyssa, Kau membuatku kehabisan nafas. Dengan segala yang kau katakan. Aku hanya ingin bersama mu. Gadis kesukaan ku.

Rio berdiri kembali seperti semula, tetapi bunga mawar itu tetap ia pegang.

"Alyssa, Can you be my grilfriend?"

Fly.. Fly.. Fly.. Mendengar pujiannya aku sungguh senang. Deg-degan. Rio menembak ku. Meminta ku menjadi kekasih ku. Oh God, is this a dream? Semoga tidak.

Aku menghela napas panjang. Lalu, mengambil bunga mawar dari tangan Rio. Dan mengangguk setuju.
" Yeahh, i can.." Jawab ku. Rio spontan memelukku. Aku merasakan kehangatan, nyaman. Aku beruntung memiliki Rio.

Sekarang, cowok cuek yang selalu bikin aku kesal telah menjadi kekasih ku. Really, i'm happy.

Dan karena musik berujung pada cinta di antara kami. Because of endless love music.

-RIFY-

3 komentar:

  1. Kereeeeeeennnnnn bangettt......��������

    BalasHapus
  2. hanya ini yang bisa aku ucapkan..
    is the best :)

    BalasHapus
  3. Kerennya melebihi kata "KEREN"

    BalasHapus