Kamis, 14 Juli 2011

Satu Jam Saja -AlShill- *cerpen*

Hey kenalin aku shilla, aku punya kekasih bernama alvin.. Kita sudah lama berpacaran kirakira 2 tahun :) menurut ku dia cowo yg sempurna.. Dia baik sama aku.. Baik bgt.. Oh iya aku punya panggilan buat alvin yaitu koko.. Alvin manggil aku cilla.. Hehe lucu..

Hari ini aku dan alvin pergi jalan ke taman.
Aku dan alvin naik sepeda yg sudah dia siapkan..
Romantis sekale..
"cilla peganggan yaa ntr jatoh.. Hehe" kata alvin.
"ihh itu mah mau koko.. :p ga mao.." jawab ku manja.
"ydh resiko yaa klo jatoh.." alvin sengaja mengayuh sepeda dgn cepat. Spontan aku langsung meluk alvin.

Sampai ditaman_

"huh capek.. Duduk dulu yuk.." aku pun duduk di kursi taman dekat danau.
"hhm.. Cilla aku mau beli sesuatu dulu ya buat kamu.. Tunggu disini oke.." sambil mencium pipi ku dan pergi berlalu.
"jangan lamalama ko.. :)" kata ku.

Tak lama alvin datang..

"cilla koko mu datang.." kata alvin pada ku.
"ihh lebe.. Mana ice creamnya haus nih.." tanya ku.
"sini aku suapin.." alvin bukan memasukan ice creamnya ke mulutku malah sengaja ke hidungku, jadi belepotan kan.
"ihh koko.." mengelap ice cream dihidung ku dan ku colekkan dipipi my koko.
"nakal ya cilla.." aku berlari sambil tertawa alvin pun mengejarku.
Aku berlari sambil tertawa bersama alvin.
"ayoo kejar cilla.. ko haha" kata ku tertawa.
"okey awas ya.." alvin berlari sangat kencang dan aku pun tak kalah kencangnya.
Dan sampai akhirnya...

Bruukk~

Aku terus berlari tanpa memperdulikan suara itu. Aku sempat berpikir 'suara apa itu? Seperti org jatuh' tapi.. Ahh biarin.. Aku terus berlari.. Namun suara kaki yg seperti mengikuti aku berlari tidak ku dengar..
'ihh koko mana yaa? Ahh cemen nih ga mau ngejar cilla.. Hhhe' batin ku. Aku berpikir ngapain aku lari kalo ga ada yg ngejar!! Ishh koko sih.. :p aku pun kembali ke tempat tadi aku dan koko. Aku sempat melewati sekerumbungan orang.. 'ah benar kata ku pasti ada orang yg jatuh' aku tak menghiraukan nya, aku santai saja berjalan menuju tempat tadi.
Sesampainya_

Aku mencaricari alvin, tapi ga ada.. Aku berpikir sebentar dann..
"ga mungkin itu koko!!" kata ku berteriak, seketika suasana menjadi hening~
Tanpa berpikir lama aku kembali berlari ke sekerumbungan orang tadi.
Aku menyelipkan diri diantara orangorang itu.
Dann apa yg aku liatt.. Ternyata itu...
"KOKO" kata ku berteriak, aku menangis, aku tak percaya alvin pinsan.aku memeluk alvin erat.
"ko.. kamu kenapa? alvin bangun sayang!" aku tak sanggup.

Aku meminta orangorang untuk membawa alvin ke RS terdekat.



@RS_idola
alvin segera dilarikan ke UGD, karena kata dokter kondisi alvin sangat parah.
Aku takut alvin kenapa2, aku langsung menelpon ce tasya dan oma lani.

Tak lama mereka datang_
Mereka juga sedih dengan semua ini.
"shill knapa jadi begini?" tanya cece
"maafin aku ce tadi aku sama alvin kejarkejaran tapi tibatiba alvin pinsan! Aku takut ce" aku menangis.
"shilla sebenarnya alvin mengidap penyakit kanker otak stadium akhir.." kata cece ikut menangis.

''Hah?? Hehe cece bercanda kan? Iya kan? Ce.. Ini ga bener kan?" sambil menggoyangkan tubuh ce'tasya yg hanya nangis, shilla pun meneteskan air matanya. Ia ga percaya semua ini.. Dia ga mau kehilangan kekasihnya..
"shilla.. (memeluk shilla) maafin cece, oma, alvin ga bilang sama kamu soal ini.. Jujur cece ga kuat ngomong ini ke kamu.. Cece ga sanggup kehilangan alvin shill.." kata ce'tasya menangis.
"ce aku sayang alvin.. Sayang bgt.. Alvin ga boleh pergi ce' alvin itu kuat.. Iyaa kuat.." shilla menangis lagi dipelukan ce'tasya.
"alvin juga sayang shill sama kamu.. Sayang bgt.. Udh ya kita ga boleh nangis alvin lagi diperiksa sama dokter.." kata ce'tasya menghapus air mata shilla.


Tibatiba dokter dari ruangan.

"dok gimana keadaan cucu saya?" tanya oma cemas.
"bu bisa ikut saya ke ruangan.. Kalian boleh liat alvin.." kata dokter itu.
Shilla langsung masuk ke dalam.
Di dalam alvin terbaring lemas, wajahnya pucat.. Shilla tak sanggup membendung air matanya..
"koko kamu ga papa kan sayang.." kata shilla memeluk alvin.
"cilla.. (menghapus air mata shilla) aku ga suka liat kamu nangis.. Jelek!! Hehe" jwab alvin tersenyum
"ihh dasar alvin lagi begini malah bisa ketawa.. Ngejek aku lagi..Awass yaa!" kata ku.
"hehe gpp ko cilla ku.." jawab alvin.
"ydh deh cece duduk di sebelah aja ya" kata cece.

Kreekk~

Pintu kamar alvin terbuka. Oma alvin masuk dengan wajah sedih.
"oma tadi dokter bilang apa?" tanya ce tasya.
"alvin harus segera dioperasi.. Tapi kemungkinan besar sembuh hanya 45%" jawab oma menangis.
"hiks..hiks sabar oma.. Tasya ga mau kehilangan alvin.. (memeluk oma) oma istirahat aja dulu.." kata ce tasya.

Alshill~
"ce alvin boleh keluar sebentar ga?" tanya alvin
"mau apa? Kmana? Nti kmu mau di operasi vin"jawab cece
"hhm.. Masih lama kan? Blh ya ce!" kata alvin memohon
"iya udh deh jgn lama2 tapi" jawab cece
"sip :) cil anter aku ke taman yuk?" pinta alvin.
"iyaa" aku mendorong kursi roda alvin ke taman blkng RS.


Taman_
aku duduk dikursi taman itu dan alvin disebelahku.
"ko cilla ga mau kehilangan kamu cila syng bgt ko" kata ku menangis dibahu alvin.
"koko juga syng bgtt cil.. cil klo aku udh pergi cila masih syng koko kan?" tanya alvin yg membuatku kaget.
"ishh koko ngmng apa sih! cila ga mau koko pergi koko pasti kuat.." kata ku menangis lagi.
"kita cuma punya waktu satu jam lagi cil buat bersama.. jadi jangan siasiain waktu in ya cil.." ucap alvin memeluk ku erat.
"waktu kita masih banyak ko! Cila marah nih klo ngmngnya itu trus!" kata ku melepaskan pelukan alvin
"ih ngambek! Tapi emang bner cila waktu ku ga lama lagi.." sambil memeluk ku kembali
"hiks hiks.." aku hanya bisa menangis dan menangis
"aku mau nyanyi yg terakhir buat kamu.." aku dan alvin memejamkan mata kami.

~Satu Jam Saja~

Jangan berakhir
Aku tak ingin berakhir
Satu jam saja..
Ku ingin diam berdua
mengenang yg pernah ada..
Jangan berakhir
Karna esok takkan lagi
Satu jam saja..
Hingga ku rasa bahagia
Mengakhiri segalanya..

kami menangis sambil menyanyikan lagu itu. dalam hatiku aku ga kuat nyanyi itu tak lebih sebentar lagi alvin meninggalkan ku. Tuhan jangan ambil koko dari cila T.T
"cila klo koko ga ada hati cila akan slalu bersama koko.. jangan lupain koko ya cil.. I LOVE YOU CILA.." kata alvin berteriak.
"cila janji ga akan lupain koko! janji.. I LOVE YOU TOO KOKO.." kata ku berteriak dan menangis.

"vin.. shilla ayo sini.. alvin harus segera dioperasi" kata cece dari kejauhan.
"iya ce.." jawab alvin. aku kembali mendorong kursi roda alvin dan membawanya ke ruang operasi.

Saat alvin didorong menggunakan Bed *tempattidurygdiRS* aku memegang tangan alvin.
"ko harus kuat ya.. cila sayang koko!" kata ku menangis.
"iya koko sayang cila.." jawab koko.
"I LOVE YOU KO.." tangan kami terlepas saat alvin masuk ke ruang operasi.
"I LOVE YOU CILA.." jawab koko didalam sana.


beberapa jam kemudian_
aku,oma, cece gelisah menunggu hasil operasi alvin. 1,5 jam berlalu akhirnya dokter itu keluar daann..
"kami telah melakukan yg terbaik tapi nyawa nya sudah tidak tertolong" kata dokter itu sambil pergi berlalu
"ga.. ga mungkin!! AALLVINN.." aku menangis sejadijadinya. cece & oma memeluk ku mereka menangis sedih.
jenazah alvin dibawa keluar dari ruang operasi, tubuh alvin kaku dan sudah ditutup oleh selimut. tangisan ku semakin kencang!!.

esok harinya_
alvin dikubur ditempat pemakaman dekat RS. dibatu nisan itu tertulis nama 'Alvin Jonathan Sindunata'. aku masih tak percaya alvin meninggalkan ku secepat ini. satupersatu orang2 meninggalkan pemakaman alvin. hanya aku sendiri disini. aku memeluk batu nisan itu.
"walaupun kita berbeda ko.. aku tetep sayang kamu.. baikbaik disana ya ko.. aku syang kamu hiks hiks.." kata ku sambil berlalu meninggalkan pemakaman alvin. 'bye cila' suara itu samarsamar ku dengar seiring aku berjalan meninggalkan pemakaman alvin. Aku semakin tak sanggup mendengar itu.. Aku berlari diiringi hujan dipagi itu seakan mereka tau isi hatiku.
'Ko.. Cila sayang koko..' kata ku setengah berteriak.

THE_END~

Because of Endless Love Music -RiFy- *cerpen*

Haii kenalin nama ku Alyssa Saufika Umari cukup panggil aku Ify. Ciri khas ku memakai behel dan eem.. Bawel katanya huh! Aku berasal dari keluarga yg cukup di bilang kaya, tapi biarlah aku tak suka berpamer ria.

Hobby ku adalah bernyanyi. Ya, dengan hobby ku ini, aku punya banyak prestasi di bidang bernyanyi. Aku sering terpilih di sekolah untuk menjadi perwakilan sekolah. Oh iya aku bersekolah di SMA 709 Jakarta, dan aku kelas XI.2

*

Pagi yang cerah, awan yang biru dengan sedikit warna putih di sekitarnya, menandakan hari ini cuaca cerah.

" Ku hirup udara dan rasakan hangatnya mentari oh indahnya hari menjalani hidup yang pasti.. " Aku bersenandung kecil dan merapikan tampilan ku di depan cermin sebelum berangkat sekolah. Rambut ku yang ku biarkan terurai, rok di atas lutut, sepatu kets sekolah hitam dan kaos kaki se betis. Ya, ini penampilanku. Aku menarik pelan ujung bibir ku membentuk huruf 'U'. Setelah cukup puas aku pun mengambil tas yang tergantung dekat almari dan langsung turun.

*

" Pagi semuaa.. " ucap ku bersemangat dan memamerkan senyum indah ku.

" Pagi.. " Jawab mama sembari mengoleskan selai strawbery untuk ku. " Nanti Deva ikut kamu dulu ya ka.. "

" Ha? Emang kenapa? " tanya ku yang melahap roti yang mama buatkan.

" Supir gue ga ada lagi sakit.. Pelit banget dah " Kata Deva adikku yang ganteng banget ini tapi itu kata dia sih haha.

" Heuh males tau ga gue.. " Jawab aku lagi. Deva menjulurkan lidahnya.

*

" Cepet turun ntar gue telat! " Suruh ku pada anak ini.

" Iye-iye bentar rapihin rambut dulu.. " Deva malah melirik kaca spion mobil ini dan merapikan rambutnya ke atas. " Ntar kan keke tambah ke semsem sama gue.. " Ngomong sama siapa nih anak? Ck.

" Udah? " tanya ku lagi.

" Iye bawel amet lu ka.. " ia pun turun dari mobil. " Dadah kaka gue yang superduper bawel :p " Deva langsung pergi sambil tertawa lepas.

Liat aja ntar aku bales :D

*

Aku sampai di kelas. Menaruh tas di kursi ku. Ku tarik ujung bibir seraya duduk dan menyapa sahabatku. Shilla.

" Pagi.. " Sapaku.

" Pagi too.. " Jawab Shilla. Lalu kami pun bencengkramah berbagai macam hal. Tiba-tiba aku mendengar ada yang memanggil namaku dan Shilla. Dari arah Meja piket guru sepertinya.

*

" Panggilan kepada. Alyssa Saufika, Ashilla zahrantiara, Alvin Jonathan, Gabriel stevent, Sivia Azizah, Cakka Nuraga, Mario stevano. Untuk yang di panggil namanya harap segera menuju kantor. Terima kasih " Ucap Bu Ira guru kesenian di sekolah ini.

Yap! Aku sudah menduga ini ada hubungannya dengan musik. Aku dan Shilla berdiri seraya meninggalkan kelas kami.

*

" Eh Shill, Mario Stevano itu siapa ya? Baru denger aku.." Tanya ku sambil berjalan menuju kantor.

" Anak baru kali Fy.." jawab Shilla santai. Aku hanya membulatkan mulut ku dan kemudian mengangkat bahu.

Keren sekali anak baru itu, baru masuk sudah ikut test musik saja!

*

Semua yang namanya di panggil sudah terkumpul di Kantor.

" Kalian sudah dapat dispen jam pelajaran 1-2 jadi ga usah khawatir " kata Bu Ira.

" Ayo ikut ibu ke ruang musik.. " Lanjut Bu Ira, sembari menuntun kami agar mengikutinya. Kami pun mengekor.

*

Sampailah kami di Ruang musik kebanggaan SMA ini. Ruangan yang cukup besar dengan berbagai peralatan musik ada di sini. Mau di eja satu persatu alat musik di sini? Boleh. Ada Biola, Drum, Gitar, Angklung banyak deh, dan Piano. Ya, Piano! Is inspired of me.

" Kalian tau untuk apa Saya mengumpulkan kalian di sini? " Tanya Bu Ira. Semua menggeleng kecuali...

" Paling ada lomba nyanyi kalo ga Festival musik. Iya kan Bu? Suara saya ga perlu di ragukan deh Bu T.O.P B.G.T lah.. " Kami yang ada di sini menyoraki cowo ini. PD banget!

Tapi emang suaranya bagus sih, ganteng pula! Kalo kata cewek-cewek di sekolah ini  `Senyumanyaa beh gua langsung jatuh cinta deh..` Haha lebay yah? Tapi aku ga termasuk lho. Dia itu Cakka.

" Ya betul kata Cakka! Ibu memanggil kalian untuk mengikuti test Suara untuk lomba se-DKI Jakarta. Ibu akan pilih 2 orang, putra dan putri.. " Jelas Bu Ira. Semua mengangguk mengerti.

" Baik, Alyssa Saufika maju ke depan nyanyikan sebuah lagu. " Perintah Bu Ira padaku. Aku segera berdiri dan berjalan menuju panggung yang berukuran sedan itu.

*

Aku berjalan menghampiri Grand Piano putih di ujung depan panggung ini. Piano kesayangan ku yang selalu ku pakai setiap aku sedang galau.

Aku mulai menekan tuts-tuts piano. Melantunkan sebuah lagu kesukaan ku.

I’m so glad you made time to see me
How’s life, tell me How’s family ?
I haven’t seen them in a while
You’ve been good, busier then ever,
we small talk, work and the weather
Your guard is up and I know Why.
Cause the last time you saw me
is still burned in the back of your mind
you gave me roses and I Left them there to die

So this me swallowing my pride standing in front of you saying I’m sorry for that Night
and I go back to December all the time
turns out freedom ain’t nothing but missing you
wishing that I realized what I had when you were mine
I’d go back to December turn around and make it all right
I go back to december all the time

These days I heaven’t been sleeping
staying up playing back my self leaving
when your birthday passed and I didn’t call
And I think About summer, all the beautifull times
I watched you laudhing from the passenger side
Realized that I loved you in the Fall
Then the cold come, The dark days
when fear crept into my mind
you gave me all your love
and all I gave you was goodbye

So this is me swallowing my pride, standing in front of you
saying I’m sorry for that night
and I go back to December all the time
Turns Out freedom ain’t nothing but missing you
Wishing That I realized what I had when you were mine
I'd go back to December turn around and change my own mind
I go back to December all the time.
( Back to December - Taylor Swift)

Semua memberikan standing applause untukku.

Betapa senangnya aku bisa memainkan piano kesayangan ku. Apalagi tadi aku sangat menghayati lagu yang aku bawakan. Senang rasanya.

*

" Selanjutnya Mario Stevano." Mario menaikki panggung. Tapi sebelum nyanyi dia sepertinya akan memperkenalkan diri dulu.

" Kenalin semuanya Gue Mario Stevano panggil gue Rio. Thankss.. " Rio segera mengambil gitar di ujung dekat Drum dan teman-temannya.

Hhm.. Betul ternyata dia anak baru! Manis juga.

*

Sedalam yang pernah ku rasa
hasrat ku hanyalah untuk mu
Terukir manis dalam relungan ku
kau bawa selamanya diriku

Biarkanlah ku rasakan
hangatnya sentuhan hatimu..
Bawa daku penuhi ku
berilah diriku kasih putih
Di hatimu..

Rio kembali menaruh gitar yang ia pakai pada tempatnya. Lalu sedikit membukuk dan tersenyum.

Hal yang mereka memberikan untukku kini di dapat oleh laki-laki ini. Standing appluse! Bagus sekali suaranya, aku yakin dia terpilih.

*

Shilla kemudian menaikki panggung karena sekarang gilirannya.

.......................................
Keep smilling, keep shining
knowing you can always count on me
purshure, Thats what friends are for.
For good times and bad times
i'll be your you share forever more
Thats what friends are for.


Yaa, aku suka dengan suara lembut sahabatku ini. Apalagi jika menyanyikan lagu ini. Jadi ingat dulu waktu aku dan Shilla duet lagu ini, Aku main piano, Shilla yang bernyayi. Yeah.. Perfomance is a Nice!

*

Biarkan ku menggapai mu..
Memeluk mu..
Memanjakan mu..
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku..

Suara yang sedikit nge-rock ini adalah Gabriel. Ketua osis di sekolah ini, tak heran jika banyak yang suka padanya.

*

Hati ku cuma ada satu..
Sudah untuk mencintaimu..
Tolong jangan sakiti lagi
nanti aku bisa mati..

Senyum manisnya ia berikan untuk yang ada di sini, apalagi untuk pacarnya Alvin. Ya, ini Sivia atau yang akrab di panggil Via. Mereka sudah berpacaran kurang lebih 1 tahun. Langgeng yah?

*

Tetaplah menjadi bintang di langit
agar cinta kita akan abadi
biarlah sinarmu tetap
menyinari alam ini agar menjadi saksi cinta kita..
Berdua..

Gimana kalo sama yang ini? Lembut kan suaranya? Udah pada tau dong siapa orangnya? Dia tersenyum ke arah gadisnya, yang tampak kagum dengan penampilan kekasihnya. Alvin!

*

Inilah sayang ku, huhuhu..
Inilah cinta ku hanya untukmu
trimalah diriku apa adanya
kan ku jaga slalu, dirimu huhu oh dirimu...

Udah tau ini siapa? Hhm, liat aja cara nyanyinya genit banget! Dasar playboy! :p Eh, tapi suaranya keren kan? Pasti!

*

Kami semua duduk, beristirahat setelah semua bernyanyi. Bu Ira sedang sibuk memilih-milih siapa yang akan di pilih.

Banyak yang di lakuin anak-anak di sini sambil beristirahat. Ehm.. Alvin-Sivia! Liat tuh mereka lagi berduan sambil bercanda-canda, Via tertawa lepas saat mendengar lawakkan Alvin. Pasangan yang serasi!

Shilla? Sedang duduk sama Cakka sambil main game di Hp. Tau ga? Semua di sekolah ini pada bilang mereka itu pacaran! Karena sangking deketnya mungkin. Mana mau Shilla sama Cakka, yang notabene Playboy cap kelas teri! :p

Hah! Sendiri dong. Eh tapi kan ada iel, tapi mana yah? Aku mengedarkan padanganku. Tapi ternyata iel tak ada! Keluar mungkin, suda

Aku menghela napas pajang. Tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk di samping ku. Aku menoleh, Rio! Pekik ku dalam hati. Ngapain dia? Maen duduk-duduk aja.

Rio menjulurkan kakinya, dan kemudian menggantungkan Headseat di telinga. Lalu, memilih-milih lagu di I-podnya. Hah? Cuma gini doang? Ck cuek banget-_-

Aku terus memandang cowo aneh ini. Memperhatikan gerak-geriknya. Tapi dia tetep saja cuek tak peduli atau memang sengaja? Entahlah~

eh, tapi ternyata dia memutar kepalanya kearah ku. Memandangku. Lalu, dia melepas headseat kepunyaanya.

" Kenapa?" Tanyanya yang dengan gaya cool. Yang sukses membuat ku kaget, salting plus malu!

Aku mengalihkan pandanganku ke depan. Berusaha bersikap biasa.
" Hah? Kenapa? Ga papa.." Tanya dan jawab ku. Cowok itu membulatkan mulutnya. Dan kembali memakai headseat, menyandarkan kepalanya di bantalan kursi, memejamkan mata. Dari tadi gini terus perasaan!

*

' Selamat untuk Alyssa dan Mario kalian terpilih untuk mewakili sekolah ini..' Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga ku.

Bagaimana bisa aku berduet bersama dia? Si cowok super duper cuek! Tapi emang sih suaranya oke, tapi kan tetep aja! Ntar aku nanya gini dia jawab seadanya! Huh! Emang Dia siapa sih? Ko baru masuk udah kepilih aja, perasaan yang lain banyak juga yang murid baru dan suaranya bagus. Hhm.. Ada yang ga beres..

*

" Ciee yang udah dapet rival baru.." Tiba-tiba saja Gabriel datang sambil menepuk bahu ku dengan kata-kata meledek dan berhasil membuatku buyar akan lamunanku.

" Eh.." Aku menoleh ke arah iel. Apa katanya? Rival? Kaya gitu di bilang Rival? Ck. " Rival! Maless deh aku sama dia.. Cuek banget tau.."

Gabriel terkikik. " Haha tapi seneng kan? Bagus lagi suaranya.."

" Ihh seneng gimana coba! Emang sih suaranya bagus, tapi..emm, kenapa ga kamu aja sih?!" Jawab ku yang mulai kesal.

" Tuh kan ngaku? Gantian atuh neng, masa gue mulu yang dapet!"

" Kalo gitu aku juga harusnya ga dapet dong? Masa 2 tahun berturut-turut aku mulu!" Decak ku kesal. Iel mengacak-acak rambutku.

" Sombong.."

" Ish.." aku menepis tangan iel yang masih mengacak-acak rambutku. " Aku serius tau! Dan pokoknya aku maunya sama kamu bukan Rio, yel.."

" Ini udah keputusan Bu Ira nona cantik! Udah ah gue ke kelas yaa.." Tanpa babibu iel berlalu meninggalkan ku di halaman sekolah.

Oh iya, aku sama iel ga ada apa-apa yaa. Aku emang pengen banget yang terpilih iel dan duet sama aku! Ini bukan berarti apa-apa lho! Aku sama iel udah klop banget kalo soal nyanyi, makannya aku males banget jadinya kalo dia ga ke pilih. Malah si Rio, rio itu!

*

Hari ini aku bersantai di depan Tv sambil menonton acara-acara di Tv. Hhm.. Masih pagi yaa? Aku melirik jam dinding di dekat almari meja makan. Oh jam 7! Pantes ga ada yang rame.

: I will never say never.. I will fight..:

Nada pesan masuk ku berbunyi. Aku segera mengambilnya. Bu Ira? Apa apa sms? Tumben? Pikir ku saat melihat nama si pengirim sms.

From: Bu Ira

Fy, nanti siang jam 1 ke sekolah ya kita mau mulai latihan. Bisa kan?
 Makasih..

Hhm.. Baru aja santai-santai dirumah udah ada aja kegiatan! Maless banget sumpah.

To: Bu Ira

Oh bisa bu, nti saya kesana.. Makasih bu udah kasih tau :)

Terpaksa deh aku bales 'iya'.

From: Bu Ira

Smsm, ibu tunggu!

Aku tidak membalas pesan Bu Ira lagi. Aku menaruh Hp ku di meja ruang tengah. Berarti nanti ketemu cowok super duper cuek -Rio- itu lagi? Nasib-nasib.

*

" Maaf Shill ga bisa, aku mau latihan nyanyi nanti.. " Nada suara ku berubah lesu. Shilla meminta aku untuk menemani dia ke toko buku tapi... Masa harus di batalin.

" Yahh.. Emang kapan Fy?" Tanya Shilla di sebrang sana.

" Jam satu Shill, aku juga males sebenernya. Tapi mau gimana lagi.."

" Oh yaudah deh gapapa gue sendiri aja. Cie ketemu Rio dong.." Shilla meledek ku. Pasti dia lagi senyum-senyum di sana.

" Apadeh Shill, udah ah jangan bahas dia! Bikin mood ku tambah deh.."

" Hehe piss Fy.. Udah ya gue mau siap-siap dulu. Bye~" Shilla memutuskan panggilannya untukku. Aku pun sama.

*

Aku sampai di sekolah. Aku mengedarkan pandanganku ke penjuru sekolah. Sepi! Jelas, ini hari libur dan waktunya untuk bersantai ria yeayy! Tapi tidak untukku.

Aku memutuskan untuk langsung menuju ruang musik. Tapi saat aku melewati ruang kepala sekolah, aku sedikit menguping pembicaraan Pa kepsek dengan.... Rio! Ya Rio! Ngapain ya?

Aku mendekatkan diriku ke arah pintu ruangan ini. Menempelkan telinga ku pada pintu ini. nguping dikit ah..

*

" Gimana enak kan sekolah di sini?" Tanya Pa Gunawan, kepala sekolah di sini.

'' Iya.." Jawab orang itu datar. Suaranya.. Emm, kaya, kaya.. Rio! Aku semakin penasaran, aku menempelkan telinga serta badanku.

" Sudah papah bilang kan dari dulu kamu harusnya sekolah di sini!"

Hah? Papah? Ko Pa kepsek bilangnya papa? Jangan-jangan Rio anaknya lagi :O

" Ga begitu seneng juga kali pa.." jawab Rio cuek sembari meninggalkan ruang ini. Dan begonya aku masih diem kaya patung di depan pintu.

Entah siapa sekarang laki-laki dengan postur tubuhnya yang tinggi dan kulitnya sedikit hitam ini. Sudah berdiri tepat di hadapanku, dengan posisiku yang masih membungkuk.

" Ngapain lo?" Tanya cowok ini yang tak lain Rio. Tatapan matanya sangat tajam melihat kearah ku, dengan gaya coolnya kedua tangannya ia masukkan pada saku celananya.

Tubuhku langsung aku tegapkan, dengan sedikit rasa takut. Aku meremas-meras baju ku. Tatapannya itu! Kaya pengen makan orang :O

" Woy!! Gua nanya! Lo ngapain!" Tanyanya lagi, kali ini suaranya di tinggikan.

" emm.. Itu.. engh gangapangapain!" jawab ku spontan tanpa ada jeda.

" Dasar Cewe aneh!" Rio langsung pergi meninggalkan ku. Apa tadi? Cewe aneh? Kurang ajar!

Aku menggempalkan tanganku kuat-kuat. Tanpa babibubebo aku berlari kecil mengekor Rio. Enak saja aku dipanggil Cewe aneh.

*

Karena ada insiden kecil saat aku mengejar Rio, jadilah aku kehilangan jejaknya. Tapi aku langsung berpikir, Ruang Musik! Iyaa pasti dia kesana.

*

Benar saja dugaanku. Rio sedang berada di sini -Ruang Musik-. Aku langsung kedalam Menghampiri Rio.

Langkahku yang semula cepat aku urungkan menjadi sedikit pelan dengan apa yang aku lihat. Rio sedang bermain Piano dan bernyanyi. Merdu sekali.

Aku diam mematung melihat Rio dengan aksinya yang begitu menawan.

Dan sampai akhirnya kejadian serupa di Ruang KepSek itu terjadi di sini. Rio membalikkan badannya setelah selesai menyanyi. Aku tidak menyadari itu, aku hanya bengong memandang Rio.

" Bisa ga, ga usah ikutin gua!" Ucap Rio tegas dengan tatapan itu lagi.

" Engh.. Emang kenapa? Toh aku kan mau latihan nyanyi.." Aku membela sambil berpaling muka.

" Ck" Rio mendecak. kemudian memutar badannya kearah piano lagi dan memainkannya (lagi).

Aku menghampiri Rio dengan rasa kesal. Cuek banget sih jadi orang ck.

" Eh! Tadi kamu ngatain aku apa? Cewek aneh cewek aneh!" Suaraku mengeras sambil bertolak pinggang.

" Kenyataan" Jawabnya singkat padat dan jelas. Rio tetap menekan tuts-tuts piano.

" Bisa sopan dikit ga! Ngomong tuh as.."

" Ternyata udah disini.." Tiba-tiba bu Ira datang membuat kata-kataku terpotong. Bu Ira menarik kursi dan meletakkannya di dekat kami. Aku pun mengikuti.

Rio berbalik arah menghadap bu Ira.

" Jadi nanti kalian duet yaa, tadinya sih ada solonya tapi malah di ganti.." Ujar bu Ira menjelaskan.

Aku mendengus kesal. " Yahh kenapa emang Bu?" Tanya ku.

" Ibu kurang tau.. Yang pentingkan kamu udah pengalaman Fy.." Jawab Bu Ira. Aku hanya tersenyum masam sambil mengangguk.

" Yaudah sekarang tinggal nentuin, mau nyanyi lagu apa? Mau kalian yang pilih, atau Ibu?" Tanya bu Ira lagi.

" Terserah.." Rio membuka suaranya yang sejak tadi diam. Irit banget deh nih orang kalo ngomong --"

" Hhm, kamu punya usul Fy?" Tanya Bu Ira. Aku berfikir sebentar, kalau aku yang saran lagu ntar Rio ga setuju lagi, males debat sama dia. Eh? Debat? Ga deh aku ralat, aku ga pernah debat sama dia. Orang irit ngomong-_-

Rio menatap ku dengan tatapan membunuh itu, lalu seketika memalingkan wajahnya. Aku jadi takut untuk kasih tau Bu Ira.

" Sudah dapat Fy?" Tanya Bu Ira lagi sambil membolak-balik kertas berisikan lagu-lagu.

Aku menghela napas, lalu mengangkat bahu. " belum bu, terserah Ibu ajadeh."

Bu Ira menghetikan telunjuknya yang sedari tadi menyelusuri tiap judul lagu dan penyanyinya. Sepertinya Bu Ira sudah dapat lagu untuk kita.

" Ini aja.."

*

Langit berganti semula putih kini sudah menjadi hitam ke abu-abuan. Awan pasti akan beradu dan meneteskan air ke muka bumi ini. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Aku terus melihat ke arah pergelanganku, jam kesayangan ku kini sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ya Tuhan, sudah sore sekali. Supir pun tak urung menjemputku.

Aku mulai lemas, ku langkahkan kaki ku menuju pos satpam dan memilih menunggu di sana. Alunan music classic terdengar di dalam tas ku, ternyata bunyi sms.

' Non, mamang gabsa jmpt maaf non istri mamang ngelhirin maaf bgt ya non'

Aku menghela napas panjang melihat isi pesan singkat itu. Lalu bagaimana ia pulang? Taxi ga ada? Angkutan umum juga ga ad.

Tinn.. Tinn.. Tinn..

Aku menoleh kearah sumber suara klakson mobil itu. Rio. Ya itu Rio dengan gaya coolnya seperti biasa dan di tambah memakai kaca mata. Mobilnya berdiri tepat di depan ku.

" Ayo naik!" Perintah Rio padaku agak sedikit keras. Hah? Ada angin apa ini dia ngajak aku? Aku bengong dengan tampang bego menatap Rio.

" Yaudah gua tinggal.." Kata Rio yang akan menutup kaca mobilnya.

Aku langsung menghampiri mobilnya. " Eh, tunggu. Aku ikut yaa supir ku ga bisa jemput.." Pinta ku memelas.

" Cepet naik! Lelet banget jadi cewek!!" Bentak Rio yang sudah menutup kaca mobilnya.

Kalo mang Asep bisa jemput juga aku ga mau nebeng cowok ini!!

*

Hening~ Yap keadaan di mobil Rio sekarang. Tak ada satupun di antara kami yang membuka suara. Aku menompang dagu ku, dengan siku di tempelkan pada tas ku. Aku sandarkan kepala ku kebelakang. Menatap jalanan yang basah karena hujan, juga Jendela yang sudah di penuhi embun.

*

Rio duduk di sisi ranjang tempat tidurnya. Dengan bola basket yang ia pegang.

" Elo tuh cantik, mirip mantan gue! Gue harus bisa dapetin lo!" Tekad Rio sembari menggepalkan tangannya.

*

Pagi ini entah kenapa aku senang sekali memutar memori saat kemarin bersama cowok itu. Sebenernya dia tuh baik tapi hanya saja terlalu cuek.

" Ify!!!" Teriak seseorang di belakangku. Aku menoleh, mendapati Shilla sedang berlari ke arah ku.

" Eh, loe tau ga Rio! Rio..engh hosh hosh!" Shilla terengah-engah.

" Santai mba.." Aku mengelus punggung Shilla. " ada apaan emang Rio?"

" Lo tau ga, Rio tuh anak kepala sekolah."

DEGHH
Berarti dugaanku benar. Rio anak pak KepSek. Pembicaraan kemarin di Ruang KepSek benar. Kenapa Rio tak menyombongkan diri? Biasanya kan anak kepala sekolah tuh pengen Eksis. Eh, apa tadi, Rio ga kaya gitu? Salah!! Dia tuh nyebelin tau! Kadang baik, kadang menyebelin. Susah di tebak.

*

' Saat bahagia ku duduk berdua dengan mu, hanyalah bersama mu..'

Rio mengatur suaranya dengan memainkan gitar.

' Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu.. Ku ingin engkau selalu..'

Kini giliran ku menyanyikan satu bait bagian ku.

Latihan kali ini benar-benar serius. Bu Ira sudah mengatur suara kami, bagaimana saat kami tampil. Dan kalian tahu? Bu Ira bilang `Kalian pokoknya harus romantis nanti saat tampil! Ibu ga mau tau!` Dan kalian tau lagi? Rio menanggapinya hanya tersenyum miring. Aku? Sudah berkali-kali memohon. Tetap saja tak di hiraukan.

*

Malam hari yang sejuk dengan langit di penuhi penghuni langit. Bintang-bintang muncul berkilauan, bulan yang cerah dengan bentuknya yang setengah. Menandakan bahwa memang malam yang cerah.

Hp ku bergetar bertandakan sms masuk. Dan itu dari nomor asing.

' Jngan lpa istrahat, jga kondisi!'

Siapa nih? Ingetin apa ngomelin jutek amat.

' Ini siapa?'

' Gue Rio..'

Wottt??? RIO? ER-I-O? Sms aku?

' Tumben sms, pake ngingetin lg. Msh lma kali..'

' Ga blh? Ydh gue ralat. Jngn istrahat yaa begadang aja, trus jgn jg kondisi jg biar sakit!'

Sumpah yaa nih anak ngeselin banget!

' Rese banget jd org! Udh jgn bales!'

Aku mematikan telpon ku. Mood ku berubah menjadi kesal gara-gara Rio. Heuh! Nganggu saja.

*

3 hari kemudian.

Hari ini dimana Lomba Nyanyi di adakan. Aku, Rio dan Bu Ira sudah duduk di barisan kedua. Aku melihat satu persatu kearah pintu masuk. Murid dari sekolah lain yang juga perwakilannya adalah 2orang cowok-cewek terlihat kompak, mesra! Mungkin mereka sudah pacaran. Tapi yang ga pacaran gimana? Mereka tetap kompak dan nunjukin mereka bisa romantis. Sedangkan Aku? Liat aja cowok disamping ku, asik mendengarkan alunan musik classic dari i-podnya. I'm Envy Know!!

*

Rio melirik Ify sekilas tapi tetap dengan gaya coolnya. Ia tahu. Bahwa gadis cantik disampingnya iri melihat pasangan lomba Nyanyi lainnya. Itu terlihat dari mimic wajah Ify.

Memang Rio sangatlah cuek. Tak memperdulikan sekitarnya. Bahkan -mungkin- orang-orang yang melihatnya aneh, takut karena yaa begitu cuek.

" Biasa aja kali mukanya. Cemberut mulu.." Rio membuka suara tapi pandangannya tetap lurus kedepan. Apa maksudnya ini? Bertanya atau menyinggung? Pikir gadis ini -Ify-

" Ngomong sama aku?" tanya Ify yang tak kalah cuek dari rio. Rio meliriknya tajam, kemudian tersenyum. " Bodo! Terserah aku dongg"

Rio tertawa dalam hati. Rio sangat suka jika membuat gadis ini kesal. Apalagi dengan ditunjukan wajah kesalnya.

Maaf bukan maksud gue bikin elo kesel. Nanti loe bakal seneng Fy.

*

Jujur aku nervous kali ini. Biasanya aku tak se-nervous ini jika akan lomba. Takut karna banyak yang tampilannya bagus? Bukan! Suara mu tak oke? Bukan! Apa mungkin gara-gara cowok ini? Aku melirik Rio sekilas.

Kini giliran sekolah ku yang panggil dengan no urut 003 dari SMA 709 Jakarta. Aku berjalan terlebih dahulu, Rio mengekor.

Rio mengambil gitar di ujung panggung yang -lumayan- besar ini. Aku telah siap dengan microphone yang ku pegang. Bissmillah.

*

Jrenggg...

Rio memetik senar gitarnya. Dan mulai menyanyi.

-Rio-

Saat bahagiaku duduk berdua dengan mu
hanyalah bersama mu..

-Ify-

Mungkin aku terlanjur
tak sanggup jauh dari dirimu
ku ingin selalu..

Rio menghampiri ku. Tiba-tiba saja ia merangkul ku. DEGHH!! Jantung derdetak kencang tak percaya.

Aku menatap Rio. Rio pun menatap ku. Lalu seakan berbicara Udah-lanjutin-lagi-nyanyinya.

Kami melanjutkan nyanyian yang belum selesai ini.

-RiFy-

Tuk jadi milikku
ku ingin engkau mampu
ku ingin engkau selalu bisa

Temani diriku sampai akhir ayat mu
meskipun itu hanya terucap
dari mulutmu.. Huhuhu
dari dirimu yang terlanjur mampu
bahagian kan aku hingga ujung waktu ku selalu..

-Ify-

Seribu jalan pun ku nanti
bila berdua dengan dirimu
melangkah bersama mu..

-Rio-

Ku yakin tak ada satupun
yang mampu merubah
hasrat ku untukmu, ku ingin engkau slalu..

*

Aku dan Rio membungkukan sedikit punggung kami. Dengan senyum yang mengembang indah dari bibir kami.

Sungguh. Aku tak percaya dengan sikap Rio saat bernyanyi tadi. Apa Kalian merasakan juga? Sepertinya itu bukan Rio! Aneh! Rio berubah drastis.

Aku melangkahkan kaki ku untuk turun dari panggung. Baru selangkah berjalan. Tiba-tiba saja Rio menarik tanganku. Membuatku kembali pada posisi semulaku. Ada apa lagi ini?

Rio terus memegang tanganku. Dann.. Rio menyanyikan sebuah lagu.

I always knew you were the best
the coolest girl i know
so prettier than all the rest
the star of my show
so many times i wished
you'd be the one for me
but never knew you'd get like this
gril what you do to me

you're who i'm thinkin of
gril you ain't my runner up
and no matter what you're always
number one

my prize posession
one and only
adore ya girl i want ya
the one i cant live without
that's you that's you

you're my special litte lady
the one that makes me crazy
of all the grils i've ever known
it's you, it's you
my favorite, my favorite
my favorite, my fovorite gril
my favorite gril
( JB - Favorite gril)

*

Aku speechless mendegar suara emas Rio. Aku terdiam masih mematung. Bengong! Tak menyangka.

Rio melepaskan tanganku. Ia mengeluarkan setangkai mawar merah yang indah. Entah dari mana mawar itu datang.

Lutut kanannya ia sentuhkan dengan kayu di panggung ini. Yang kiri seperti biasa. Lalu mawar itu ia pegang tepat di hadapanku.

Alyssa, Maaf jika selama ini aku sering membuatmu kesal, marah, ataupun benci.
Alyssa, Kaulah gadis istimewa di mataku. Di mata mereka semua.
Alyssa, Kau membuatku kehabisan nafas. Dengan segala yang kau katakan. Aku hanya ingin bersama mu. Gadis kesukaan ku.

Rio berdiri kembali seperti semula, tetapi bunga mawar itu tetap ia pegang.

"Alyssa, Can you be my grilfriend?"

Fly.. Fly.. Fly.. Mendengar pujiannya aku sungguh senang. Deg-degan. Rio menembak ku. Meminta ku menjadi kekasih ku. Oh God, is this a dream? Semoga tidak.

Aku menghela napas panjang. Lalu, mengambil bunga mawar dari tangan Rio. Dan mengangguk setuju.
" Yeahh, i can.." Jawab ku. Rio spontan memelukku. Aku merasakan kehangatan, nyaman. Aku beruntung memiliki Rio.

Sekarang, cowok cuek yang selalu bikin aku kesal telah menjadi kekasih ku. Really, i'm happy.

Dan karena musik berujung pada cinta di antara kami. Because of endless love music.

-RIFY-

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 18-

Pagi hari yang cerah ini dengan matahari yang masih malu menunjukan wujud dimuka bumi. Kicauan burung menyapa semua orang yang mendengarnya.

Keenam sahabat ini memang sengaja berangkat sekolah bersama. Mungkin mereka datang agak siangan toh.. Mereka memang mendapat dispen 2hari kedepan soal lomba itu yang tinggal 3minggu lagi.

Mobil pun melaju dengan pelan namun pasti. Cerahnya dipagi hari ini tidak -sama sekali- mendukung semangat orang-orang ini.

Tapi Alvin yang seperti biasa duduk dibangku paling belakang bersama Via. Sepertinya ia sedang Asyik mengutak-atik BBnya.

Via sesekali menengok ke Alvin. Ingin rasanya ia mengetahui Alvin sedang BM siapa? Tapi dia siapa?

Telah selesai mengetik beberapa kata ia menaruh BBnya pada tungkai atasnya dengan posisi BBnya didepan. Via dengan sikap acuh tak acuh melirik kearah BB Alvin. Ia mulai bisa melihat Nama yang nge-BM Alvin.

Ze-va-na ejanya dalam hati. Tiba-tiba beribu pertanyaan meyelimuti otaknya. Zevana siapa? Ko deket banget sama Alvin? Atau jangan-jangan dia 'seseorang yang bakal Alvin jagain?' (NB: Part 12)

*

Setibanya disekolah CAR langsung menghampiri Riko dkk. Begitu pun SSI yang menghampiri Oik dkk yang juga ada bersama Riko.

" Buat yang basket ikut gue.." Riko berjalan dengan gaya coolnya ditambah saat ini ia memakai baju basket kebanggan HB. Ia berjalan menuju ruang ganti. Yang lain mengekornya dari belakang.

*

" Oke tim udah dibentuk ya, ada 8 orang yaitu.. Shilla,Sivia,Ify,Aren,Silvia,Dea,keke dan.."

" Maaf ka gue telat.. Hosh.. Hosh" ucap gadis ini yang tiba-tiba datang sambil mengatur napasnya.

" Iya karena loe anak baru gue maafin! Lain kali jangan kaya gini.." Tegas Oik. Zeva -cewe yang terlambat- itu mengangguk.

" Ohiya tambaham satu lagi.. Zevana namanya.." Oik memperjelas. Zevana tersenyum pada semua. Sedangkan Via, dia bengong sambil menatap Zevana.

Ini Zevana yang waktu itu smsan sama Alvin?. Via pun langsung menggeleng agar menghilangkan yang ia pikirkan.

" mulai ya.. Shilla kasih gerakkan yang pertama dulu.." Perintah Oik pada Ketua Cheers -sementara- yang ia pilih. Shilla mengangguk.

Ia lantas berjalan maju beberapa langkah dari teman-temannya. Shilla yang sudah menggunakan pakaian Cheers yang warna-warni dengan rambut dikuncir buntut kuda.

" One.. Two.. Three.." Shilla memulai gerakan pertamanya dengan lincah dan fasih. Rambutnya pun mengikuti arah si empunya.

Tim basket yang sudah siap menggunakan baju basketnya menuju lapangan. Tapi tiba-tiba kapten basket ini menghentikan langkahnya. Ia diam. Hanya memandang pemandangan indah didepannya. Ya siapa lagi kalau bukan Shilla. Sama halnya dengan Cakka yang sedari tadi memandang sahabatnya itu.

" ehem.. " dehem Alvin kecil sambil melirik ke atas. Riko dan Cakka terbuyar dari pandangannya.

" Eh, udah-udah main pada bengong lagi.. " koor Riko yang membuat lainnya terperangah. Hah? Bukannya dia yang bengong? Ck.

*

Tim Cheers pun telah selesai diberi arahan oleh Oik.

" Okedeh segini dulu aja, kalian istirahat aja dulu abis itu kita Latihan sekali lagi.. " Ujarnya saat memberi arahan lalu berjalan menuju Tim Basket lalu memanggil Riko.

" Ko, suruh istirahat aja dulu. Gue mau ngomong." perintah Oik. Riko mengangguk.

" Ya, kalian boleh istirahat setelah itu balik lagi dan latihan lagi." Semua mengangguk lalu membubarkan diri.
Oik pun telah jalan duluan memasuki Sanggar seni. Riko mengekor.

*

Cewek pindahan baru ini sibuk memperhatikan Hp-nya. Ia memilih duduk ditribun bangku penonton. Mungkin karna dia anak baru jadi tak ada teman.

" Alvin mana sih.." Gumamnya mengedarkan padangan keseluruh penjuru lapangan basket ini. Yap! Ia melihat seorang cowok dengan perawakan tinggi dan putih. Cowok itu sepertinya sedang asik bersundau gurau bersama ke-5 sahabat yang sedang duduk dikursi panjang dekat tiang ring basket.

Zevana pun memilih untuk turun berjalan kearah Alvin.

*

Apa yang dilakukan cowok ini? Ia hanya berdiri mematung dipembatas lapangan ini. Apa yang ia lihat? Mengapa membuatnya begini?

Ternyata ia melihat gadis cantik berwajah turis ini sedang asik bercanda dengan.. Siapa tuh? Ma.. Ma.. Rio.. Ia Rio!

'cemburu' kah iel pada Ify yang notabene baru ia kenal beberapa minggu?. Huft.. Ia memilih untuk pergi ke kantin melepas kepenatan. Mungkin lebih baik daripada disini.

*

Ia sudah sampai ditempat sahabat-sahabat ini yang begitu kompak.

" Vin.. " Panggil Zevana yang sudah tepat berdiri disamping Alvin yang juga sedang duduk dengan Via. Semua yang mendengarnya menoleh kearah sumber suara.

Alvin spontan berdiri dan wajahnya sumringah. " Zeponggg.. " Alvin langsung memeluk cewe didepannya. " gue kangen tau.. " Katanya lagi.

Via -sepertinya- tak mau berlama-lama memandang pemandangan yang sungguh tak enak di lihat olehnya. Via langsung membuang muka. Benar dugaan gue ini Zeva temen smsannya Alvin. Ia menganyun-ayunkan kakinya.

" Sama gue juga hehe.. " Jawab Zeva.

" eh, kenalin ini Zevana panggilannya zepongg.. Haha " Alvin memperkenalkanny pada sahabat-sahabatnya. Mereka pun tertawa. Zeva mengecrutkan bibirnya.

" Zeva.. "

" Ify.. "

" Zeva.. "

" Rio.. "

" Zeva.. "

" Cakka.. "

" Shilla.. "

" Zeva.. "

Via sekilas melihat cewe itu -Zevana- yang menyodorkan tangannya pada Via.

Via pun ikut balik menyalami dengan tatapan sinis. " Via "

Zeva menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Via tak suka dengannya.

" Eh, gue mau kesana dulu ya.. Mau ngobrol dulu udah kangen hehe.. " Alvin menarik tangan Zeva dan menuju tempat duduk tadi.

Via pun ikut berlalu tanpa pamitan pada yang lain yang juga sepertinya sedang asik dengan pasangannya.

" Eh, Loe mau kemana?" Tanya Ify yang melihat Via melintas didepannya.

" Kantin.. " jawab Via cuek. " Gue gamau jadi obat nyamuk!" Lalu pergi begitu saja.

Ify dan Shilla bertatap muka. Ify menatap sambil mengangkat bahunya Kenapa-sih-tuh-anak-aneh. Shilla ikut menatap Ify Mungkin-ga-ada-yang-ajak-ngobrol. Mereka lalu kembali ngobrol dengan pasangannya.

*

Alvin-Zevana duduk disalah satu kursi penonton yang berada ditengah.

" Loe kemana aja Zepongg ga pernah main kerumah.. " Ujar Alvin sambil mengacak-acak rambut Zevana.

Zevana menepis tangan Alvin. Dan merapikan kembali rambutnya. " Ishh Kebiasaan deh -.- em.. Kenapa kangen gue yah? Haha "

" Woo dasar zepongebob GEER! Tapi emang iya sih hehe.. Oma kangen juga katanya sama loe, main dong ke rumah.. "

" Kapan-kapan deh yah job gue banyak mamen wkwk salam juga buat Oma.. "

Mereka pun mulai asik berbincang-bincang seperti mengungkit masa lalu. Maklum mereka sudah lama tak bertemu karena Zevana sudah lama tinggal di Surabaya. Mereka itu sahabatan sudah lama mungkin sejak TK. Maklum rumah mereka cuma beberapa langkah bersamaan. Alvin sudah menganggap Zevana sebagai adiknya begitu pun sebaliknya.

" Btw, siapa dah tuh namanya aduh Vi.. Umm, viyo yah?" tanya Zevana.

" Via mbak! Kenapa emang?" tanya Alvin cool.

" Owh hihi mangap kan ga tau.. Dia kayanya cemburu tuh loe deket-deket gue.. " Ujar Zevana yang sudah tau raut wajah Via yang memanas melihat Dirinya dengan Alvin.

" Hah? Serius? " Tanya Alvin dengan begitu amat kaget dicampur senang.

Zevana mengangguk. " Ciie  yang punya gebetan baru haha.. Kayanya loe harus jauh-jauh deh sama gue entar Via marah kan berabe lagi "

" Haha siip.. " Alvin pun tersenyum. Kemudian mereka kembali mengobrol.

*

" Shill, gue ga mau tuh kemaren loe curang! Gue baru itung sama lima.. Eh gadeng setengahnya, eh bukan-bukan seuprit doang.. " Kata Cakka memperjelas dengan kata-kata yang sulit dimengerti. Ia pun sama --"

" Maksudeh loe!" Jawab Shilla memutar bola matanya.

" Nih gue contoh ya.. Kan pas itu baru itung gini ' Satu,dua,tiga,empat,li...' Tuh ke potong sama ka Riko "

" Owh itu! Tapi gue ga tau juga sih hehe.. " Kata Shilla sambil nyegir dan garuk-garuk kepala.

" Udah-udah gue mau lanjutin yah mukul loenya.. Sini!" Cakka menarik tangan Shilla. " es-a-sa-te-u-tu satu.. De-u-du-a dua.. Te-i... " kata-kata Cakka terpotong ketika Shilla menarik tangannya.

" Ga lulus TK yah?! Itung pake di eja loe kira baca apa!" Shilla mendengus kesal.

" Hehe mangap.. " Cakka kembali menarik tangan Shilla.

" Satu,dua,tiga,empat,lima,enam,tujuh,delapan,sembilan,sepuluh.. "

Shilla mengusap-usap tangannya pakai tissue.

" Loe kira gue kudisan apa! Pake di bersihin segala.. "

" Emang iya kan? " Tanya Shilla sambil menahan tawa.

Cakka menjulurkan lidahnya. " Gue juga ketularan loe! Haha " Cakka segera mengambil ancang-ancang berlari.

" Sial! Bebek jelek awas loe! " Shilla pun mengejar Cakka yang sudah lari duluan.

*

" Loe udah ga marah kan sama gue? " Tanya Ify pada Rio yang sedang asik memantul-mantulkan bola basket sembari duduk.

Rio menoleh dan menginjak bola basketnya. " Emang gue marah gitu " tanyanya dengan gaya coolnya.

" Iya kan? Gara-gara tadi pagi itu.. "

" Ga biasa aja.. " Ujarnya cuek. Rio kemudian berdiri dan men-drible bolanya kembali.

" Oh.. " Ify hanya ber 'O' ria.

Ify menatap Rio yang pergi begitu saja selepas menanyakan itu. Rio malah asik bermain basket lagi hanya Sendiri. Tapi gue yakin yo loe marah sama gue. Batin Ify lirih yang terus menatap Punggung Rio.

*

Via mendengus kesal sepanjang jalanya menuju kantin. Apa kata gue dia itu pacarnya Alvin!.

Ia berhenti dikantin, kemudian duduk dan memesan Minuman.

" Ikut gabung yah.. " Tiba-tiba cowok ini datang dan langsung menempati tempat duduk. Ya, Gabriel. Sivia tak menjawab.

Tak lama juice pesanan Via datang. Bukan diminum tapi ia hanya mengaduk-aduk minumannya sambil memandang lurus entah pada siapa dan memandang apa.

" Loe cemburu liat Alvin sama Cewek baru itu? " Tanya iel.

Sivia menoleh sambil mengecilkan sebelah matanya, bibirnya mengecrut. " Ga! Sok tau! " Jawab Via cuek.

" Keliatan ko Vi dari mata loe.. "

" Oh ya? Wow.. " Hanya itu respon dari Via. Ia kemudahn menompang dagunya. Terjadi diam-diaman diantara mereka.

' Tanyain ga yah sama Via tentang tadi itu? ' Batin iel.

" Vi gue mau nanya.. "

" Hhm.. " Jawab Via tanpa menoleh.

" Ehm.. Rio sama Ify pacaran yah? " Tanya iel gugup dan takut juga.

" Emang kenapa? " Tanya via cuek banget.

" Emm.. g..gu.. Gapapa ko.. "

" Yaudah lah gue mau ke lapangan lagi.. " Via merasa omongan iel ga penting hanya mengulur waktu! Ia kemudian berlalu begitu saja tanpa memperdulikan iel.

**

BERSAMBUNG

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 17-

Sinar matahari menerobos masuk melewati celah jendela kamar ini. Membuat siempu yang mempunyai kamar terbangun.

Kring kring kring..

Tak lupa jam weker dengan bentuk keropie kesukaan berdering tepat pukul 06.00. Ia menyibakkan selimutnya dan beranjak memasuki kamar mandi.

Tak lama ia telah siap dengan seragam sekolahnya. Putih-biru. Ia sengaja menggerai rambut panjangnya. Dengan jam tangan berbentuk keropie warna hijau telah menlingkar indah dipergelangan tangannya. Ia beranjak turun kebawah.

-Ruang makan-

" ciie yang udah smp anak papah.." papa Ify mengelus puncak rambut Ify pelan sembari duduk dikursi meja makan seperti biasa. Ify hanya tersenyum.

" Alah gaya loe ka :p" cibir adik Ify -Deva- yang tiba-tiba turun dari bawah.

" wlek sirik aja loe :p" ify menjulurkan lidahnya pada deva. Deva pun membalasnya.

" udah cepetan makannya nanti pada telat.." perintah mama Ify.

* *

" hah? Loe serius ze?" tanya cowok ini dari kejauhan. Ia memang sedang bertelpon dengan hhm.. *rahasia :-P* seseorang yang sudah lama tak bertemu.

" halo.. Iya gue Alvin! Kemana aja loe.. Yaya.. Hah? Really?" sepenggal pembicaraan antara cowok ini dengan orang itu.

" Yah.. Ko besok sih :-( gue kangen loe tau ze.. Okeoke gue tunggu besok. Bye-bye zepongg see you tomorow.." Alvin mengklik tombol merah diHPnya dan lantas memasukkan HPnya kedalam saku celananya.

*
Gadis ini sudah sampai disekolah barunya Harapan Bangsa.

Ify memang sengaja datang lebih awal dari sebelumnya. Karna jadwal piketnya ini. Ia berjalan santai menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas VII.2 sepi dikelas ini. Cuma hanya ada satu orang cuma yang tak lain adalah Gabriel ketua kelas VII.2. Ketua kelas yang baik bukan? Selalu datang pagi.

" pagi Fy.." sapa iel pada ify. Ify hanya tersenyum. Lalu menaruh tasnya pada tempat duduknya bersama Via, yang sepertinya belum datang.

Ify beranjak menghampiri lemari dikelas ini untuk mengambil sapu. Saat ify membuka.. Ada sesuatu yang jatuh tepat diatas tangannya.. Da sontak ify langsung menjerit..

" aaaaa... Takut!! Aaa ishh.." ify menangis sambil jongkok dan mengusap-usap tangannya. Memang ify phobia dengan binatang 'cicak' makanya ia menjadi begini.

Iel pun langsung menghampiri ify dan menyamakan posisinya dengan ify. Jongkok. Iel merangkul ify dan memegang pergelangan ify lalu mengusapnya.

" udah udah ga usah nangis. Cicaknya udah pergi kok.." iel mengelus punggung ify.

" hiks.. Hiks.." Ify terus terisak. Iel lalu membawa Ify ketempat duduknya dan masih dalam posisi Iel merangkul Ify.

" Loe phobia sama cicak?" tanya Iel yang kemudian duduk di sebelah Ify. Ify hanya mengangguk.

" Ehhem.. " tiba-tiba terdengar suara deheman seseorang Didepan pintu kelas. Via.

Ify-iel langsung menoleh ke sumber suara. Iel langsung melepas rangkulannya dan berdiri menjauh sedikit dari tempat duduk ify. Ify hanya tertunduk.

" udah loe sono!" via mendorong iel agar pergi. Iel pun menurut.

* *

" enak aja loe yang kalah wlekk... "  Kata Shilla menjulurkan lidahnya sembari memukul telapak tangan Cakka 10x.

Hhm.. Mereka sedang bermain ayam-ayaman sepertinya atau lebih tepatnya adu mata dan siapa yang berkedip duluan dia yang kalah.

'' U.u ayoo lagi gue pasti menang.." Ucap Cakka. Shilla mengangguk sambil mengucek-ucek matanya.

Tteet... Tettt.. Teett..

Bunyi bel pun dibunyikan. Semua murid diHB berhamburan memasuki kelas.

Shilla pun langsung respon ketika mendengar bunyi bel, ia memalingkan padangan pada arah kantor dan otomatis ia berkedip.

" Loe kedip tuh.. Haha gue menang gue menang.." teriak Cakka seperti anak kecil dan menarik tangan Shilla.

Shilla berusaha menepis. " ih Bebek jelek! Tadi tuh gue lagi liat kekantor takutnya ada guru tau.."

" Bodo amat.." Shilla mendengus kesal. Cakka kembali menarik tangan Shilla. Shilla pun pasrah.

" satu,dua,tiga,empat,li...."

" Selamat pagi adik-adik.." Kata-kata Cakka dan pukulannya terhenti dengan datangnya Riko ketua osis diHB. " Maaf ganggu sebentar, kaka cuma mau manggil yang Namanya Shilla atau Ashilla gitu ada?"

Shilla yang merasa namanya dipanggil langsung cengo menatap Riko.

" Hah? Gue? Eh, salah. Saya ka?" ia menunjuk kepada dirinya sendiri.

" Ya kamu Shilla bukan?" Tanyanya dengan gaya cool. Shilla mengangguk sambil tesenyum. " ikut saya sebentar.." Riko pun berjalan keluar kelas.

Shilla bergegas mengikuti tanpa memperdulikan Cakka teman mainnya tadi.

*

Berbeda dengan kelas VII.4 yang memang sedang mengikuti pelajaran karna ada guru.

" Woy sms mulu loe bro! Ada guru kaliee.." Rio menyenggol sikut Alvin pelan dan sedikit mengitip HP Alvin yang sengaja ditaruh ditas agar tak ketahuan. Alvin menjauhkan tasnya.

" pengen tau aja loe.." sinis Alvin. Rio dengan kelas menarik tas alvin dan melihat siapa orang yang sms-an denga Alvin.

" Zeva? Siapa? Wahh pacar loe ya bro! Ckck kasian brader Via.." Rio mendorong tas Alvin. Alvin hanya diam tak bergeming.

*

" Udeh napa nangis mulu basah neng tas gua u.u " Sivia memegang bahu Ify.

" gu..gue kan takut Via.. Trauma nih tramua.."

" Ellah cicak doang.... Gue jg takut sih hehe" Sivia nyengir. Ify hanya menatap sinis.

" nti cerita yah dikantin sama yang lain juga okey.." Lanjut Via. Ify mengangguk dan menghapus air matanya.

*

Riko membawa Shilla pada sanggar kesenian. Dimana disana udah ada Oik dkk atau biasa disebut Tim Cheers.

" Hhm.. Bodynya boleh juga.." batin Oik.

" Shilla, loe disuruh kesini tuh buat gantiin gue, Gita, Acha buat lomba Cheers nti loe mau?" Tanya Oik. Shilla menganga tak percaya.

" Serius ka?" Tanya Shilla.

Oik mengangguk. " ajak temen loe kek atau siapa gitu 2org lagi.. Eh, tapi cuma sementara yah soalnya gue lagi banyak tugas jadi ga diizinin ikut lomba.." Oik menjelaskan panjang lebar. Shilla hanya manggut-manggut.

" Jadi siapa temen loe yang mau diajak?"

" Hhm.. Sivia sama Ify ka.." jawab Shilla.

" Yaudah loe disini sama gue sampe jam istirahat, gue jelasin misi kita.."

" taa..tap.."

" kenapa? Ada guru? Ntar di dispen dulu tenang
Riko yang dispenin.." jelas Oik. Shilla mengangguk lagi.

*

Jam istirahat sudah dibunyikan. Seperti biasa DuoGeng ini sudah mengantri dikantin.

" Kka, Shilla mana? Ko ga sama lu?" Tanya Ify sudah menempati posisi duduk didepan Rio.

" Taudeh, tadi sih dipanggil ka Riko.." Sinis Cakka sembari meminum jus.

" What? Serius?" Teriak Via. Cakka hanya menaikkan alisnya sebelah.

Tiba-tiba yang sedang dibicarakan pun datang dan langsung menyambar minuman Ify.

" Shillong, enak ye lu maen nyamber!" Ify menoyor kepala Shilla. Shilla hanya nyengir dan membentuk tangannya menjadi 'V'.

" Eh, loe beneran dipanggil ka Riko?" Tanya Alvin pada Shilla.

Shilla mengangguk. " Woyaadong..." Jawab shilla bangga.

" Mau ngapain?" Tanya Rio.

" Masamasa.. Eh, tapi dengerin yah?" potong Shilla. Semua mengangguk.

" Beneran?" tanya Shilla lagi. Semua hanya geram.

" Tapi loe semua jangan kaget yah?" Kali ini Teman-temannya sudah ancang-ancang mengambil posisi menoyor Shilla. Shilla nyengir.

" Masaa gue dipilih jadi ketua Cheers buat ikut lomba.. Huaa seneng gua.." teriak Shilla. Semua menganga.
Percaya tak percaya.

" Seriusan? Demi ape?" Tanya Ify.

" Seriusan deh. Loe berdua juga iya, tadi gue yang minta loe pada ikut juga dan akhirnya boleh deh.. Baikkan gue?" Ify dan Via mengangguk. Dan langsung memeluk Shilla senang. Sedangkan CAR saling pandang dan memutar bola matanya.

" Emang ka Oik dkk kemana gitu, ko kalian yang gantiin.." Tanya Cakka.

" Ka Oik banyak tugas katanya jadi gue yang gantiin. Cuma sementara"

" Jadi kalian cuma sementara? Wkwk Cuma sementara seneng " Ucap Rio menertawai.

" Bodo sih, yang penting ketemu ka Riko wlek" Via menjulurkan lidahnya.

" Eh, kalian ber-3 juga disuruh ka Riko gantiin Temen2nya yg banyak tugas. Ka Dayat, Ka Obiet, Ka Irsyad, Ka Septian.." Kata Shilla memberitahukan.

" He?"

" gini ceritanya...


:Flashback On:

Shilla baru saja melangkahkan kakinya keluar sanggar seni, karena perintah Oik telah Shilla dengar.

Tiba-tiba langkahnya terhenti karena ia mendengar seseorang memanggil namanya.

" Shill.." Panggil orang itu. Riko. Shilla menoleh kebelakang.

" Iya, kenapa ka? " Jawab Shilla. Riko pun menghampiri Shilla.

" Eh, loe punya temen kan cowo ber-3 siapa deh namanya gue lupa.. Dia ikut ekskul basket kan?" Tanya Riko tetap dengan gaya coolnya.

" Cakka,Alvin,Rio.. Iya ka. Emang kenapa? "

" Temen-temen loe itu suruh latihan besok soalnya mereka ikut lomba basket. Buat gantiin Dayat,Irsyad,Obiet,Septian yang ga bisa ikut, trus loe besok latihan Cheers kan?" Shilla hanya manggut-manggut.

" Yaudah kasih tau temen-temen loe.." Riko memasukan kedua tangannya pada saku celana, kemudian berjalan meninggalkan Shilla.

" Gila tuh orang ngomongnya cepet banget tapi tetep aja gayanya cool ck.. " Desah Shilla pelan. Lalu kembali berjalan berlawanan arah dengan Riko.


: Flashback Off:

" Tapi kita cuma bertiga Shillongg! Satu lagi siapa?" Tanya Alvin.

" Sama siapa deh tuh satu lagi.. ketua kelas VII.2 deh kayanya.." Jawab Shilla.

" Hah? Iel maksud lu?" Tanya Ify cukup kaget.

" Iya kali.." Jawab Shilla singkat. CAR hanya ber 'O' ria.

" Eh btw btw.. Tadi si Ipongg nangis lho :-P" Ujar Via. Ify yang sudah tahu Via akan bercerita hanya melengos.

" Hah? Kenapa Fy?" Rio sudah langsung kaget + Khawatir.

" Udah gue aja deh yang cerita, Jadi pas tadi pagi gue mau ambil sapu dilemari kelas eh taunya ada cicak jatoh ke tangan gue ihh.. Yaudah gue nangis. Gue kan phobia banget.." Cerita Ify.

"Trus tadi yang nolongin Ify, iel lho.. Pake rangkul-rangkulan lagi.. Ciiee.." Via menyenggol bahu Ify pelan. Ify hanya menunduk malu. Rio pun hanya memandang Ify yang salah tingkah. Terbesit rasa 'cemburu' dihati Rio.

" Aku terbakar cemburu.. Cemburu buta.." Cakka menyanyikan lagu itu untuk Rio. Rio terus memandang Ify dihadapannya. Ify yang merasa mengerti akan maksud perkataan Rio menenggakan kepalanya.

" Eh, eng.. diakan cuma nolongin gue ko ga lebih.." ujar Ify gagap. Yang lain hanya mengangguk dan membulatkan mulutnya kecuali Rio. Ify yang merasa bersalah pun ikut memandang Rio dengan tatapan yang-Via-maksud-bukan-gitu-percaya-deh.

Kenapa menjadi rumit? Padahal antara Rio-Ify tidak ada apa-apa? Perasaan itu datang lagi? Orang ke-tiga? Ck-,

* *

        BERSAMBUNG

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 16-

* *


2 Hari kemudian.

Tepat hari ini pukul 05.30 gadis ini bersiap dengan baju yang masih 'Merah-Putih', rambut yang iikat 3 dengan pita bewarna Merah,Kuning,Hijau membuat rambut indahnya menjadi ramai. Kaos kaki belang-belang yang sebelah kanan Hitam sebelah kiri Ungu. Tas dari karung terigu. Name teks bertuliskan namanya 'Sivia Azizah' dari karton yang dihiasi berbagai macam permen ditempel dengan lem. Lengkap sudah penderitaan bagi siswa yang akan diMOS! *Setuju--"*

* *

Semua peserta MOS berkumpul dilapangan. Untuk selingan waktu dimulai adalah perkenalan Ketua Osis. Hhm.. Ganteng memang, hitam manis, tinggi, ramah, pintar main basket pula. Riko. Pria itu akrab dipanggil namanya itu.

" Pagi semua.." Sapanya pada semua peserta MOS.

" Pagii.." koor yang lain.

" Perkenalkan saya Riko Anggara. Jabatan sama disini adalah Ketua Osis. Semoga kalian bisa lebih mengenal saya. Trimakasih.." ucapnya saat menuruni podium dan Memberikan 'mike' nya pada Master of ceremoney. Salah satu anak HB juga.

" sebelum pembagian Gugus kalian harus baris sesuai 'NEM' kalian.." peserta yang sudah mengerti pun langsung mencari barisan 'NEM' nya. " Mulai dari yang tertinggi. Nanti kalian jalan mengelilingi kelas VII dan melihat nama kalian dimasing-masing jendela kelas. Jika nama kalian tertera disana, langsung mengambil tempat duduk. Mengerti?" tanya Gita ketua PMR yang menjadi MC.

" mengerti.." koor semua.

Mulai dari NEM 28 berjalan mengelilingi kelas. Ify-Alvin pun berjalan mencari dimana kelas mereka.

Ify berhenti dikelas VII.2 karena ia melihat namanya disitu.

" vin gue disini.." ify menoleh ke arah Alvin. " yahh ga sekelas.." lirih Ify.

" udah gpp.." menepuk pundak Ify. " gue cari kelas gue dulu yah.." Alvin mulai berjalan disertai anggukan Ify yang mulai masuk ke kelasnya.

* *

Alvin berhenti didepan kelas depan mushola. Ia memeriksa namanya dikertas yang menempel dikaca. Ia memeriksa menggunakan jari telunjuk, menggerakan kebawah dan.. Yap! Ini kelasnya.

" Gue tetanggaan toh sama si ipongg haha.." ia lantas masuk kedalam kelasnya. VII 4. Cuma beda satu kelas bukan dengan Ify? Berarti tetanggaan dong :-P

**

" selanjutnya NEM 27.. Bla..bla.. 26.. 25.. 24.. Silahkan mencari kelas kalian.."

Mereka segera mencari kelasnya.

* *

Cowok putih sedikit agak gemuk sih. Tapi Dengan wajahnya yang tampan mampu menghilangkan itu semua. Ia berjalan memasuki kelas VII.3 karena ia melihat ada namanya tertera disitu.

" kayanya gue kenal tuh anak.." Cakka mematung didepan pintu kelasnya. Ia menunjuk pada seseorang yang sepertinya sudah tak asing baginya. Orang itu membelakangi Cakka. Sehingga sulit dikenal. " gue samperin ah.."

* *

" Iponggg..." teriak Sivia yang kaget melihat sahabatnya yang sudah duduk rapi dibarisan 3 no 2. Terlihat sendiri sepertinya. Via menghampiri Ify.

" lho Piaaa.. Loe disini?" sivia mengangguk. " yeay sekelas.." senang Ify.

" shilla kelas apa yah?" tanya Via.

" tau.. cari yuks?" Ify menarik tangan Via keluar kelas guna mencari kelas Shilla.

* *

Ternyata 2 orang sahabat ini pun satu kelas. Sama seperti yang lain. Mereka sudah duduk dibarisan ke 4 no 5 tempat duduk. Mereka sengaja memilih paling pojok. Lebih asyik bukan?

" Ify kelas apa yah?" Tanya Rio entah pada siapa.

" kelas VII.2 Bro! Gue kan tadi bareng dia" Jawab Alvin. " Cie udah kangen Aje lu :p"

" wkwkwk.. Eh. Sivia kelas apa?" tanya Rio kembali. Alvin hanya mengangkat bahunya.

" Cari nyok! Sekalian cari si Cakdut haha :p" rio menarik tangan alvin keluar kelas.

* *

" Shilla.." panggil Cakka setengah teriak. Si empu yang sedang -duduk- membelakangi dirinya menoleh. Cakka menghampiri Shilla. Benar dugaannya.

" Bek, loe dikelas ini juga? :O" Tanya Shilla. Belum menjawab cakka malah duduk disamping Shilla.

" Oyadong :) sekelas kita.." jawab Cakka sembari merangkul Shilla. Shilla membalasnya.

" ehem.. Cieehh.. Uhuy :p"

Tiba-tiba Sahabat-sahabatnya masuk kekelas VII.3 Dan mengahampiri CakShill dengan langkah sembari senyum-senyum. Cakshilla melepas rangkulannya. Gugup.

" Ciie yang satu kelas.." ledek Ify sambil menyenggol pelan lengan Shilla. Shilla tersipu.

" Pantes gua cariin loe berdua ga ada, taunya disini. Berduaan mulu lho!" gantian Alvin yang meledeknya.

" ko jadi pada ngomongin gue? Iya iya gue tau gue ganteng. Tapi biasa aja kaliee" ujar Cakka bernarsis ria berusaha menutupi rasa malunya.

" hoekk JB abal wlekk haha.." ledek via menjulurkan lidahnya.

" orang gue yang paling ganteng sih.." kata Rio.

" apaan orang gue sih"

" Gue"

" Gue.."

" Gue.."

" Gue.."

" Sstt.. Berisik loe pada! Gue aja yang paling ganteng biasa aja.." Ucap Alvin santai. Adn langsung mendapat toyoran dari yang lain.

* *
Dan akhirnyaa..
Tepat hari senin. Mereka bersekolah menggunakan baju baru untuk 3 tahun kedepan. Menyongsong hari esok yang lebih baik. 'Putih-Biru'

Hari ini hanya perkenalan guru-guru disini dan wali murid masing-masing. Demo eskul, Pemilihan pengurus kelas dll.

Jam pertama.

Demo ekskul dimulai. Kurang lebih 20 ekskul yang ada disekolah ini. Sekolah yang menjadi nomor satu dan sudah menjadi tarif 'Internasional'. Basket dan cherss yang banyak dipilih murid-murid disini. Atau mungkin karena kapten basketnya keren?

Riko dkk bersiap menuju lapangan basket. Dengan postur tubuh pemain yang rata-rata Tinggi,putih,smart. Tipe cowok idaman wanita bukan?. Mereka rata-rata kelas 8 dan 9.

Sama pula dengan ketua tim Cheers sekolah HB ini. Oik cahya. Cewek cantik,putih,tinggi ini banyak yang menyukainya. Tapi sampai saat ini tak ada yang ia pilih.

Setengah jam kemudian. Ekskul basket pun selesai. Riuh para teriakan cewek-cewek yang terbius pesona Tim basket HB. Sama dengan..

" aaa ka Riko ganteng banget.." Shilla berteriak tak henti-hentinya sambil menatap Riko. Sama halnya dengan Sivia-Ify. Tapi taukah kalian? Cowok-cowok yang ada disampingnya merasakan hawa puanasss merasuk jiwa mereka. #Okeinilebay-_-

" Ada yang jualan Minuman ga sih?" Rio mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya. Sengaja. Dengan tatapan sinis. SSI tak bergeming.

" gantengan juga kita ya bro!" sinis Cakka sambil melirik kearah cewek-cewek itu. SSI bertatap-tatapan dengan tanda tanya? Maksudnya apa? Mereka tak menghiraukannya. Tetap fokus pada objek menarik didepannya.

" Baik saya dan anak Osis lainnya akan membagikan brosur ekskul yang akan kalian pilih. Dan langsung dikumpulkan pada siapa saja asalkan anak Osis. Mengerti?" tanya Gita.

" Mengerti.." jawab semua.

Anak osis pun langsung membagikan brosur ekskul itu.

" Hhm.. Apa yah?" pikir Ify sembari mengetuk-ngetukan telunjuknya pada dahinya. " loe pada mau apaan?" tanyanya pada ShillaSivia.

" Cheers yuk? Ntr kan bisa bareng sama ka Riko.." jawab Via sambil meletakkan tangannya didada dan mulai berkhayal.

" Apa sih bagusnya si Riko riko itu? Bagusan kita.." ucap Alvin sinis.

" Kita basket aja bro.." usul Rio. Cakka-Alvin mengangguk setuju dan mulai menulis pada brosur itu.

* *

'BERSAMBUNG'

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 15-

Hari ini guru-guru di SD sengaja menyuruh masuk murid-murid. Baik kelas 6 atau pun yang lain. Hanya untuk memberitahukan bahwa besok pengumuman kelulusan bagi kelas 6 dan liburan yang panjang bagi kelas dibawahnya.

" Baik semuanya berkumpul dilapangan terima kasih" jelas pak Dave guru yang mendapat jadwal piket hari ini.

Semua berhamburan keluar kelas ataupun kantin dan menuju lapangan. Semua murid sudah berbaris rapi dan kemudian duduk dengan sendiri. Rutinitas SD ini memang.

" Bapak menginformasikan untuk siswa-siswi kelas 1-5 mulai besok libur dan masuk tanggal... Bla..bla..bla.. Kalian libur panjang" ujar pak Dave menjelaskan. Riuh murid-murid kelas 1-5 itu bersorak senang.

" dan untuk kelas 6, pengumuman kelulusan besok. Mungkin itu saja dari bapak, jangan ada yang pulang dulu sebelum bel pulang dibunyikan. Terima kasih dan berdiri balik kanan bubar jalan.." Pak Dave mengintruksikan semua murid ini agar membubarkan diri.

* *

CAR dan SSI mengobrol dikantin. Mereka mengedarkan padangan pada sudut setiap kantin. Ramai. Yap! Mungkin karena jam pelajaran kosong dan mereka memilih mengisi perutnya.

" Penuh lagi! Ck.." desah Alvin yang sedari tadi memegang perutnya karena dorongan penghuni didalam.

" Trus gimana?" tanya Shilla. Cakka memberhentikan tatapannya pada kursi dipojok kantin yang terdapat 3 orang cowok dibawah mereka lebih tepatnya adek kelas. " ah gue tahu! Yo ikut gue!" ia menarik tangan Rio paksa. Rio menatap Cakka dengan tatapan lepasin-woy-mau-kemana- tanpa alasan dan balasan dari Cakka mereka berhenti disebuah meja.

" woy! Udah selesai kan makannya? Gantian kita!" Cakka mendobrak pelan meja ini. Siempu mejanya pun berdiri. Berusaha melawan.

" belum!" balas orang itu sinis.

Rio yang sudah tahu maksud cakka membawanya kesini. " pergi.. Atauuu loe..." menatap tanjam satu-persatu wajah orang yang ada dikursi itu. Tanpa babibu e-o siempu yang duduk dikursi itu pergi ketakutan dengan ancaman kaka kelasnya itu.

Kemudian Cakka-Rio menempati tempat itu dan memberi kode pada sahabatnya -yang- sedari tadi melihat adegan yang sudah tak asing bagi mereka. SSI + Alvin berjalan menuju 2 cowok itu.

" heuh ga ada takut-takutnya sih tuh orang sama gue" dumel Cakka.

" Sabar bro! Loe masih kalah sama gue.." Tawa Rio pun meledak diikuti yang lain.

" By the way, pada  mau Smp dimana?" Tanya Via sambil meminum juice Alpukatnya.

" Gue diHB kayanya.." Jawab cowok putih tinggi dengan mata yang sipit.

" Sama HB juga.." ujar Cakka-Rio-Shilla-Sivia. Semua tersenyum. Kecuali..

" Loe ga diHB Fy?" tanya Cakka. Ify menggeleng lemah. Tiba-tiba saja ia merasa sedih.

" hah? Loe mau dimana fy? Yahh jangan pisah sama kita.." Shilla merangkul ify.

Ify mengangkat bahunya. " kata ortu gue suruh di IB.."

" trus loe mau?" tanya kembali Rio.

Ify hanya mengangguk pelan. Kekecewaan terlihat diwajah para sahabatnya.

" Yah Fy kan kasian abang rio ditinggal.." Cakka senym-senyum ga jelas. Rio sontak menginjak kaki Cakka dengan menatap tajam Cakka.

" aww!" erang Cakka. Rio menginjak kaki Cakka. Cakka nyengir kemudian membentuk tangannya menjadi 'V' dan dengan tatapan Piss-bro-cuma-canda-tapi-sakit-oneng. Rio tersenyum puas.

" loe mau yah pisah sama kita?" tanya Via sedih.

Ya, cewek satu ini bukan tipe yang suka membatah omongan orang tuanya. Cewek yang penurut ini. " udah ah gue ga tau. Bingung! Nanti kalau 'NEM' gue tinggi ya HB kalo engga yaa terpaksa.." Jawab Ify pasrah.

" loe kan pinter Fy, percaya deh loe pasti masuk.." ucap Alvin tersenyum tipis.

Ify menghela napas panjang. Ia merasa tak ingin waktu ini berlalu. Andai ia bisa mengehentikan waktu, pasti -akan- ia hentikan agar terus bersama dengan sahabat yang selalu ada untuknya. " liat besok aja.."

* *

Sepulang dari rumah Shilla langsung mengganti pakaiannya. Ia merapikan rambutnya didepan cermin. Terlihat bayangan dirinya yang begitu anggun, tak heran jika orang tak bosan memandanginya terus.

" padahal kan dulu yang paling semangat masuk HB itu Ify, tapi sekarang dia malah pasrah aja! Kayanya ada yang ga beres." ia berbicara sendiri pada bayangannya yang selalu mengikuti gerak-geriknya. *iyalah-_-*

* *

Akhirnya hari ini, pagi ini, jam ini, detik ini. Pengumuman kelulusan bagi siswi dan siswa kelas 6.

Murid-murid ini diarahkan untuk berkumpul dilapangan dan diberi masing-masing amplop beratasnamakan dirinya masing-masing. Semua masih memegang amplop itu. Ada yang dikipas-kipaskan, ditaruh dikantong. Mungkin karena waktu pengumumannya lama.

" baik anak-anak jika ibu memberi aba-aba kalian langsung buka amplop-nya dan lihat isinya Lulus atau Tidak. Mengerti?" ujar bu guru Menjelaskan. Anak muridnya pun mengangguk. Mereka sudah siap akan merobek kertas itu. Rasa deg-degan bercampur penasaran, dicampur ketakutan.

" siap ya.. 3.. 2.. 1.." koor bu guru bersemangat. Dengan cepat dan hati-hati murid-murid ini merobeknya.

Dan...

Teriak-teriakan bahagia menyambut pagi ini. Mereka semua dinyatakan Lulus. Berjingrak-jingrakan, berpelukan, menangis bahagia. Itulah yang dilakukan rata-rata murid ini.

Hal serupa sama hal-nya terjadi pada sahabat ini. Mereka sengaja memilih berbaris paling belakang.

" Gue lulus!" Teriakan Via begitu keras dan langsung memeluk Shilla-Ify.

" Kita lulus bro!" Ucap Rio merangkul Cakka-Alvin. Mereka semua tersenyum.

" Eh, Fy NEM loe berapa?" rangkulannya ia lepaskan dari sahabatnya. Tiba-tiba saja ia teringat akan gadis ini. Kejanggalan yang sudah ia rasakan sejak tadi. Ekspresi wajahnya berubah menjadi datar.

" Tau, gue buka dulu.." perlahan ia buka amplop putih itu. Sahabat-sahabatnya ikut merasakan gelisah dengan hasil nilai Ify. Mereka takut kehilangan Ify. Ify langsung membuka amplop itu dan...

Betapa kagetnya ia melihat hasilnya. Sungguh benar-benar tak menyangka mendapat ini. Mimik wajah Ify berubah sedih, ia menutup kembali sehelai kertas itu.

" kenapa fy?" Tanya Cakka mewakili yang lain yang sedari tadi hanya Diam karena melihat mimik wajah Ify yang sedih.

" Ne..Ne.. NEM gue, NEM GUE GEDE!! Aaaa.." teriak Ify berjingrakan dan langsung memeluk Shilla yang ada disampingnya.

Semua akhirnya tersenyum lega dan senang.

" Serius Fy?" Shilla melespakan pelukan Ify padanya lalu menatap Ify. Ify mengangguk mantap.

" Berapa Fy?" tanya Alvin. Pertanyaan bertubi-tubi menghampiri gadis ini. Bak, artis baru yang sedang naik daun.

" 28.45.." Jawab Ify yang tak henti-hentinya tersenyum. " kalian berapa?" tanyanya.

" Gue 24.90.." Jawab Cakka.

" Gue 27.85.." Ujar Sivia.

" Gue 26.95.." Ucap Rio.

" Gue 25.45.." Kata Shilla.

" Gue 28.05.." Kata Alvin. " wah loe paling gede Fy ciee.." ledek Alvin. Ify hanya tersenyum malu.

" PN.. Atuh PN.." pinta Cakka sambil memaikan alisnya. Yang lain hanya mengerutkan dahinya. Tak mengerti maksud Cakka.

" PN apaan bro?" tanya Rio.

" wah norak loe pada! PN itu 'Pajak NEM' bhuahaaha.." tawa Cakka puas. Yang lain menoyor kepala cakka. Cakka melengos.

" wkwk ada-ada aja lu :p" Kata Via.

Kebahagian bercampur sedih terasa hangat diantara persahabatan ini. Kebahagian dan kesedihan mewakili hati mereka, Karena mereka akan melanjutkan ke sekolah baru yang akan membuat mereka menjadi lebih dewasa..
Kesedihan akan berpisah dengan teman-teman, guru-guru. Terlebih harus meninggalkan Sekolah tercintanya. Tempat tinggal kedua mereka setelah Rumah pribadi.
Kebahagian bercampur sedih karna harus melepas baju yang sudah menjadi andalan anak 'SD' selama 6 tahun lamanya. Merah-putih.

Mungkin mereka akan sangat merindukan bagunan ini. Tempat tertawa, bersedih dan menangis. Akankah mereka bisa kembali kesini mengenang itu semua? Tapi tidak hanya untuk Reunian saja, atau sekedar mengambil Ijazah.

**

    BERSAMBUNG

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 14-

Kini Cakka-Shilla sudah siap duduk dikursi yang sudah ditentukan. Tak lupa belt yang mengelilingi pinggang mereka terpasang aman. Tinggal menunggu wahana ini dimulai.

Cakka sedari tadi komat-kamit tiada henti sambil memejamkan matanya. Keringatnya bercucuran. Shilla yang duduk disebelahnya biasa-biasa saja, malah ingin cepat wahana ini dimulai. Ia menoleh kearah Cakka.

Sambil tertawa cekikikan. " haha takut ya loe!" menunjuk kearah cakka. Cakka hanya diam.

" siap ya semua!" intruksi dari petugas wahana itu. " 3.. 2.. 1.."

Wingssss..

Wahana Histeria ini meluncur keatas dengan ketinggian 60 meter *bener ga?--"*. Membuat orang yang menaiki ini jantungan, apalagi saat diturunkan kebawah. Huh!

* *

" vin cerita sama gue!" Via menepuk pundak Alvin pelan.

Alvin menarik napasnya panjang. " g..gue kangen nyokap gue vi" lirih Alvin.

" emang nyokap loe kemana? Kenapa loe ga ikut aja" tanya Via polos, sungguh ia tak tahu kenapa ini?.

" nyokap gue lagi disurga vi. Gue belum siap ikut ke tempat barunya" ujar alvin menoleh kearah via sambil tesenyum simpul.

" m..ma..maksuddnya.." kata-kata via terpotong oleh anggukan alvin. " maaf vin!" via mengelus punggung alvin. Alvin hanya tersenyum.

" gue kangen mama vi! Mah.. Lagi apa disana? Alvin kangen banget sama Mama.." memandang lurus kedepan dengan air mata yang sebentar lagi tumpah. Yang daritadi tersimpan dikantung matanya. Via pun tak tega melihat alvin, ia ikut menangis.

" tante disana baik-baikan?" menatap lurus kedepan. " beruntung lho tan, punya anak kaya Alvin" via tersenyum tak tahu pada siapa. Rumput bergoyang mungkin? Atau hembusan angin. Yang jelas kepada Mama alvin disana.

Alvin menoleh kearah via, karna ia menyebut namanya.
" Alvin itu baik lho tan, pinter lagi! Hati-hati disana ya tante :)" via terseyum diikuti alvin. Air mata mereka terus mengalir.

Alvin tiba-tiba bangkit. " Mah.. Maafin alvin ga bisa nepatin janji alvin! Maaf ya mah, doain aku mah disini. Alvin janji akan jagain Oma Ce Tasya, ce Tania dan seseorang yang nanti akan jadi pacar alvin. I Love you mah!" ia berteriak dikata terakhir yang ia ucap. Via mengerutkan keningnya, dengan ucapan alvin ' seseorang yang akan jadi pacarnya nanti'. Siapa? Pikir Via.

" eh ko jadi malah cengeng begini sih hehe" ia menghapus air matanya. " ayo vi kita main! Ngapain kesini kalo ga main?" lantas ia berdiri sambil tersenyum seperti dulu Banyak orang lihat. Via hanya mengangguk setuju.

* *

Ify semangat sekali ingin menaiki wahana ini. Beda dengan wahana sebelumnya yang sungguh menyeramkan baginya. Rumah Hantu!.

Ia dan Rio mengantri untuk memasuki wahana 'Kora-kora' ini. Ify berharap bisa mendapat tempat duduk yang paling belakang, karna cukup asik katanya.

Akhirnya penghalang untuk masuk dilewati. Ify menarik-narik tangan Rio. Dan kemudian duduk paling belakang. Mereka memasang belt untuk menjaga keselamatan.

" okee siap..
3..
2..
1.." koar intruksi dari penjaga wahana ini

Perahu Kora-Kora itu pun bergoyang kesana kemari. Pelan terlebih dahulu. Tampak juga mimic wajah yang menaiki ini terlihat biasa.

Dan kemudian Kora-kora ini bergoyang kencang. Sehingga yang naik jantungan saat dibawa keatas dan dihempaskan kebawah. Teriakan sangat kencang dari semua yang menaiki ini apalagi perempuan.

Ify sedari tadi berteriak-teriak sangat kencang membuat Rio risih. Ify sontan menggengam tangan rio erat dan menenggelamkan wajahnya pada lengan rio. Rio hanya tesenyum melihat Ify.

Tak lama permainan ini selesai. Huh! Semua menarik napas lega karna sudah bebas. Dan mereka meninggalkan tempat ini.

* *

" huaaa.. Whaaa.. Aaaa" begitulah teriakan pengunjung yang menaiki 'Histeria' permainan yang sangat menakutan memang.

Akhirnya, permainan berhenti. Semua buru-buru melepas beltnya masing-masing dan kemudian keluar dari permainan ini.

Cakka pun langsung ngibrit keluar dengan masih deg-degan. Shilla hanya mendengus kesal ditinggal Cakka.

-Di luar-

" woy! Beliin gue minum dong auss nih! Panasss.." ia duduk disamping cakka sambil mengibas-ngibaskan tangan pada wajahnya.

" beli sendiri! Hhh" napas cakka masih tersenggal-senggal. Dan menolak keinginan shilla. Shilla manyun.

" ahh cemen segitu aja udah takut huh!" ia memalingkan wajahnya dan sengaja mengejek cakka.

Cakka melotot kearah shilla. " sotoy loe! Gue cuma kaget doang tau!" elak cakka.

" masa? Huh! Gimana kalo gue punya pacar kaya loe ya? Baru naik begini udah keok!" ejek shilla.

Deg. Jantung cakka berdetak cepat mendengar ucapan shilla tadi. Jadi pacarnya? Omg :O

Cakka tersenyum senang. " jadi loe mau jadi pacar gue Shill?" rasa takutnya pun hilang dengan sekejap mendengar ucapan Shilla.

Shilla menoleh dan mengerutkan keningnya dengan tatapan maksud-loe?. Cakka mengangguk dan tersenyum jail.

" engh.. engh Maksud gue bukan begitu bek!" kata shilla gelagapan. Cakka tertawa puas sekarang giliran dia yang menertawai shilla. " ish ayolah kita ketempat tadi udah jam 2 tau!" ia meninggalkan cakka duluan karna kesal. Cakka pun mengikuti yang masih terus tertawa.

* *

" seru yah vin?" tanya via sambil berjalan.

" iya vi, jadi pengen naik lagi hehe" alvin tertawa kecil setelah turun dari permainan 'Tornado'.

" udah jam 2 ya? Ke tempat tadi aja yuk.." alvin mengangguk setuju.

* *

Ditempat jadi pertama mereka masuk wahana ini mereka berkumpul kembali bersama pasangan masing-masing.

" pada laper ga? Makan yok?" ajak cakka yang sudah -benar-benar- tidak takut lagi. Masa didepan sahabatnya ini masih takut --"

" iyaa :DD traktir ya Kka.." pinta ify semangat disertai anggukan yang lain.

" woo enak aja loe semua! Ayolah gue laper nih!" ia mengelus-ngelus perutnya.

" noh disana aja enak tempatnya" tunjuk via. Semua memutuskan untuk kesana.

* *

Semua bercerita tentang yang mereka alami masing-masing.

" loe tau ga? Masa si Cakka ketakutan naek Histeria Haha" sambil memasukan makanan kedalam mulutnya.

" wkwk cemen loe Kka! :p " Kata alvin sambil menoyor Kepala Cakka. Cakka hanya melotot.

" engga! Bohong nih si shilla!" elak cakka malu dan ingin sekali memarahi shilla. Ia menatap shilla tajam dan seakan berbicara awas-loe-bilang-lagi!. Shilla pun kembali menatap cakka dan bilang bodo-wlekk :p

" beda nih sama si ipy masa di yang ngajak main kora-kora dia yang takut" ucap rio sambil melirik kearah ify.

" obosnyo soh koncong bongot!" dengan mulut yang masih penuh dengan makanan sehingga ia tak jelas ngomong apa.

" telen dulu neng.." kata via. Ify hanya nyengir dengan watados.

" kalo loe naik apaan tadi?" tunjuk shilla pada via dan alvin.

" naik tornado.." sambil tersenyum senang. Yang lain hanya mengerutkan keningnya --"

" pasti abis selesai main loe teriak-teriak ya?" tanya cakka.

" engga lah.. Malahan kita pengen naik lagi iya kan vi?" sambil melirik kearah via. Via mengangguk. " emang loe pada! Haha"

"huhh!" koar mereka semua menyoraki alvin.

* *

" arum jeram yuk?" ajak via melihat orang-orang yang basah-basahan sehabis naik itu.

" tapi ntar basah piaa!" teriak Ify diikuti anggukan yang lain.

" tapi kan seruu.. Ayollah.." rengek Via.

" kayanya seru juga sih! Ayolah gue mau!" ucap Rio setuju.

" huft! Yaudah deh.." pasrah Ify.

Mereka pun duduk dikursi -ban- pas 6 Yang berbentuk lingkaran ini. Cakka siap memegang handychampnya untuk merekam kejadian nanti.

Dan 'perahu' mereka pun didorong oleh penjaga wahana ini dan akhirnya berjalan terseret derasnya air disini.

Kadang cewek-cewek ini teriak-teriak saat perahu mereka melewati batu yang besar sehingga seperti ingin jatuh. Dan saat terjun kebawah..

Byaaarrrrr...

Semua kecipratan air kebaju mereka alhasil basah semua. Tapi mereka hanya tertawa.

* *

Finally, jalan-jalan kali ini sangat menyenangkan bagi sahabat ini. Tepat pukul 4 sore mereka memutuskan untuk pulang.

--

'BERSAMBUNG'

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 13-

Esok harinya


Dimana hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat indonesia terutama seorang pelajar kelas 6 SD yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) dimana yang akan menentukan lulus atau tidaknya seseorang.


Satu kunci untuk menggampai itu semua yaitu Berusaha dan Berdoa.


3 harian yang lalu di SD ini *ga tau lupa namanya--"* sudah ditentukan dimana setiap siswa akan menempati ruangan mana. Terdapat 15 ruang di SD ini.


Sebenarnya yang ditakuti murid yang akan UN itu, lebih ke- pengawas yang akan setia menemani murid-murid ini yang akan UN. Dan juga tak bisa se-ruangan dengan teman-teman mereka. Itu sih sebenarnya! Iya ga? :p


Untuk duoGeng satu ini tak masalah sebenarnya. Karna satu sekolahan sudah tahu bahwa CAR-SSI itu pintar-pintar diberbagai bidang yang tak lupa juga dipelajaran. Juga karna diantara mereka satu ruangan 2orang yang sama. Cowok-cewek pula! Huh! Tapi tak masalah kan sudah sahabat :)


Ruang 1:
Alvin-Shilla.
Ruang 2:
Cakka-Ify.
Ruang 3:
Rio-Sivia.
Ruang blablabla... (skip)



* *


Sebagaian murid di Indonesia bernapas lega karna satu rintangan sudah mereka lewati. Sebagaian lagi? Tentu belum seharusnya dan sepenuhnya merasa lega karna pengumuman itu belum di Umumkan.


* *


" eh besok jadi ya semuaa" koar Cakka yang begitu semangatnya akan hari esok. Why? Karna bisa bersenang-senang dengan semua sahabatnya.


Sahabatnya mengangguk setuju. " iyoo.." jawab salah cowo diCAR. Rio.


Memang setelah UN biasanya murid-murid bebas untuk masuk sekolah atau tidak. Terpenting adalah hari pengumuman kelulusan semua harus adil tanpa terkecuali orang itu tak mau tau hasilnya selama ini!


* *


Angin malam berhembus sejuk memasuki celah jendela yang sedikit terbuka didekat gazebo. Dinginnya malam juga tak lupa menemaninya duduk santai di gazebo rumahnya. Via!
Kedua tangannya ia gesek-gesekan secara bersamaan.


Clekk~


Terdengar bunyi seseorang memutar kenop pintunya seraya dengan 3kali ketukan dan sapaan orang itu. Kemudian lantas masuk.


Wanita separuh baya ini masuk dengan membawa segelas capucino hangat kesukakaan gadisnya. Ia menaruh gelas yang masih berisiikan sesuatu itu -diletakan- pada meja.


" via, ada yang kamu pikirin?" tanya wanita separuh baya itu yang tak lain Mamanya.


" eng..engga kok ma" jawab via gugup sambil meminum capucino buatan mamanya.


Ia tersenyum simpul. " mama tau ko kamu pasti lagi mikirin sesuatu. Mama siap dengerin deh!" Ujar mamanya tersenyum.


" hehe iyadeh via ngaku" ia tertawa kecil sembari menaruh kembali gelas yang berisikan capucino.


Mamanya pun ikut tertawa pelan sambil mengelus puncak kepala via dan seakan berbicara -tentang-apa?-.


" Via punya sahabat ma, namanya Alvin. Setau Via sih dia anaknya asik mah, tapi belakangan ini dia jadi murung terus.." ujarnya sambil menarik napas.


" dia punya masalah kali vi," Gadis itu hanya mengangkat bahunya. " coba kamu tanya baik-baik sama dia! Tapi nanyanya jangan keterlaluan" saran mamanya.
Via mengangguk. " ehm.. Iya deh mah! makasih ya ma" ia langsung memeluk mamanya.


* *


Keenam sahabat ini tampak ceria menyambut pagi menjelang siang ini. Yap! Mereka akan pergi jalan-jalan ke suatu tempat di Jakarta.


Mereka sudah kumpul dirumah Cakka. Dan siap berangkat. Satu-persatu mereka masuk kedalam mobil Alphard putih punya keluarga Cakka.


Seperti biasa. Posisi duduk didepan Cakka dan supirnya yang setia mengantar tuan mudanya pergi.


Diposisi tengah Rio-Ify-Shilla yang asik bersundau gurau bersama.


Diposisi belakang Alvin-Sivia yang sedaritadi diam-diaman dimobil. Mereka terlalu cuek satu sama lain.


* *


Cowok ini nampaknya sangat PW (posisi wueenak) Dengan duduk menyender ke kursi mobil ini sambil mendengar musik dari i-pod nya, headseat masih tergantung ditelinga cowok ini.


Sesekali ia hentak-hentakan kakinya kecil tapi tak lepas dari pandangan ke arah jalan.
Mungkin semua orang tau dia sedang mendengarkan lagu nge-beat tapi mimic wajahnya tak sama sekali mengikutin aliran musik yang sedang ia dengar.


Gadis yang duduk bersamanya itu terus melirik ke arah cowok disebelahnya. Masih terbenak dipikirannya tanda tanya -besar- yang terus mengiang bila melihat cowok ini. ' gue harus ngomong deh nanti!' tekad dalam batin gadis ini dan kembali memandang lurus kedepan.


* *


Setibanya mereka di wahana yang tak asing bagi penduduk Jakarta. Ancol. Mereka turun dari mobil Cakka dan langsung masuk kedalam lebih tepatnya Dufan.


" main apa dulu ya?" tanya shilla sambil menunjuk-nunjuk wahana yang seru didepannya.


" ahh! Kora-kora!" seru Ify.


" ish Tornado aja :)" Via tersenyum melihat ke arah wahana yang menyeramkan -mungkin- bagi setiap orang yang melihatnya.


" ah ribet dah! Gimana kita berpencar aja.. Gue-Shilla loe yo sama Ify, Alvin-Via. Setuju?" cakka menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya.


" trus kita ga main bareng gitu?" tanya Alvin Dengan masih ada gaya cueknya.


" nanti jam 2-an kita kumpul lagi disini! Baru main bareng, setuju?" sambil mengedip-ngedipkan matanya pada Alvin-Rio. Dan seakan berbicara -kesempatan-berdua-bro-.


" oh yaudah. Yuk fy" Rio langsung menarik tangan ify. Ify cengo melihat tangannya digandeng Rio. Hatinya pun deg-degan.


Diikuti Cakka-Shilla, Alvin-Via yang berbeda arah.


* *


Kedua orang ini masih saja diam-diaman. Terlihat wajah Alvin yang -sungguh- malas.


" vin.." Akhirnya gadis ini membuka suara. Alvin menoleh tanpa bertanya -apa?-


" duduk sana yuk, gue mau ngomong!" via menunjuk kursi dekat Seaword lalu berjalan duluan.


Via pun langsung duduk diikuti Alvin. " akhir-akhir ini loe beda.." ucap via to the point. Sontak membuat Alvin kaget.


" engga biasa aja!" Alvin tersenyum berusaha bersikap seperti biasa.


" jangan bohong sama gue! Gue bisa liat itu dari mata loe!" bentak via.


" sebenernyaa..


* *


" ayo Bek, kita naik Histeria!" sambil menarik-narik tangan Cakka. Cakka menelan ludahnya. Takut. Keringat bercucuran dipelipisnya.


" ih bengong lagi
Ayo!! Kenapa? Takut? Cemen!" melepaskan genggaman tangannya.


Cakka mau-tak-mau harus berbohong. Mana mungkin ia bilang 'iya' Didepan orang yang ia suka. Bisa turun derajatnya.


" eng.. Eh enak aja loe! Gu..gue berani kok.." masih gugup sebenarnya.


" yaudah ayo lama loe!" shilla kembali menarik tangan cakka. Cakka? Hanya pasrah.


* *


" hosh.. Hosh!" napasnya masih tersenggal-senggal. " ga mau masuk lagi pokoknya TITIK!" bentak ify sambil meminum Juice.


" loe yang ngajak kesitu loe yang marah ck!" desah rio pelan. Ify hanya memandang kesal. " mau main apa lagi nih?" tanya rio.


" bentar napah trauma nih gue hhh" Rio tertawa melihat Ify. ify memandang semua wahana ini. Dan ia sudah menemukan tempat selanjutnya.


" ah! Kesitu yo! Ayok cepet!" Ify bangkit dan menarik tangan Rio semangat. Rio hanya mengangguk.


* *


-BERSAMBUNG-

Musuh jadi Sahabat jadi Cinta -part 12-

Mobil Alvin_

Dengan posisi didepan yang asik memutar chanel radio yang ia -si pemilik mobil- suka. Sedangkan sahabat lamanya dan ehm.. Sahabat barunya duduk dikursi tengah. Rio-Ify-Sivia urutan posisi duduk mereka. Rio-Ify sedang asik mengobrol sesekali pun tertawa memecahkan keheningan dimobil ini. Sivia yang sebenarnya sudah kesal melihat -rio dan ify- disebelahnya, sepertinya dia sedang jualan kacang dimobil ini. Huh!

Alvin memperhatikan sivia dikaca depan mobilnya. Dilihatnya seorang gadis yang sedang menompang dagunya dengan tangan yang ia tekukan dan meletakkan pada pegangan pintu mobil. Ia hanya sibuk melihat pemandangan -yang setiap hari ia lewat- disekelilingnya.

" eh nanti pada mau langsung pulang?" tanya alvin -sengaja-yang sukses membuat RiFy berhenti bicara yang sepertinya asik dan kemudian menoleh pada siempu yang memanggil. Sivia langsung ikut menoleh tapi tetap dengan posisi semula.

" iya vin, takut nyokap marah" jawab ify sambil mengangguk.

" loe vi?" tanya alvin.

" iya deh sama langsung pulang" jawab via sambil membanting (?) dirinya kekursi dibelakangnya.

" oh okeh.." alvin kembali menatap lurus padangan kedepan karna sudah mendapat jawaban dari sahabat -baru- nya. Tapi rio? Ahh udah biasa paling main kerumahnya.

* *

Berbeda dengan mobil ini yang sedari tadi melaju sedang diiringi canda dan tawa kedua sahabat ini. Seperti sudah akrab sejak lama.
Yap! Seperti yang dibilang Cakka, Shilla anaknya asik.

" eh shill besok atau lusa jalan yuk? Mau ga?" tanya cakka berhenti tertawa sejenak. Shilla pun begitu apalagi teramat kaget dengan apa yang dibilang cakka.

" hah? Boleh sih, tapi cuma berdua? Ajak yang lain ya?" pinta shilla.

Cakka berfikir sebentar. " hhm.. Yaudin deh oke ajak yang lain!" sambil tersenyum manis yang membuat cewek-cewek suka padanya. Kalo Shilla? Ehm.. Tau deh :p

" nanti biar gue yang kasih tau yang lain" kata shilla kembali menatap lurus ke kaca jendela.

" ya.. Loe mau langsung pulang?" tanya cakka. Shilla mengangguk tanpa menoleh ke arah cakka.

Mobil cakka langsung melaju dengan pelan tapi pasti, menuju kerumah shilla.

* *

Setibanya dirumah..

Gadis cantik mempunyai wajah turis nan indah dengan behel yang menghiasi giginya. Ia membuka internet untuk mencari tugas yang diberi disekolah. Maklum untuk kelas 6 SD menjelang UN pasti tugas selalu menghantui (?) *admin dulu begitu-,-*

ia Membuka tab -Google- yang biasa  Dibutuhkan orang banyak untuk mencari sesuatu. Bisa dikatakan buku juga sih karna semua yang kita 'search' pasti ada jawabannya.

Setelah lama menggerakan kursor mouse kebawah-keatas kebawah-keatas tapi bingung dengan pilihannya.

" daritadi jawabannya gini semua! Ck" desahnya pelan sambil membalikkan badannya tengkurap dan membuka tab -Facebook- jejaring sosial.

* Cakka NRG
Punya sahabat baru :)

2menit yang lalu 2 orang Suka Komentar

Mario stevano Haha yoii bro! Tapi lama-lama beda bro..
1menit yang lalu Suka

Alvin Jonathan
Setuju gue :p
Suka.


* *

Ify menompang dagu panjangnnya dengan tangannya dan berfikir sebentar.

" maksudnya apa? Kelamaan beda?" ify berusaha mencerna kata-kata Rio dikomentar itu.

* *

Satu cowok ini beda dengan yang lain. Baik sebenernya, cuma sifatnya yang cuek karna ada sesuatu yang sulit ia lupakan. Beberapa tahun ini ia berusaha bersifat tegar terhadap Cakka-Rio dan mereka tak tahu-menahu soal alvin.

" ma.. Alvin kangen :(" perlahan air matanya jatuh membahasahi pipinya. Tepatnya 3 tahun yang lalu saat mamanya meninggal dunia dimana umurnya masih 8 tahun atau kelas 3 SD. Kejadian yang membuatnya murung, cuek, nakal (bagi cowok biasa) karna ditinggal Separuh jiwanya yang sangat amat ia cintai. 2 orang yang ia cintai telah pergi selamanya meninggalkannya. Beruntung ia masih mempunyai Oma dan kaka perempuan yang tak kalah baik dari mamanya.

Ia menaruh kembali pigura yang terdapat foto mamanya sambil tersenyum indah. Cantik! Menghapus air matanya yang terus mengalir bila mengingat kejadian itu.
' jangan nangis ya vin jagoan mamah' kata-kata terakhir mamanya yang terus mengiang ditelinganya. Membuatnya semakin sedih.

" iya mah, alvin janji ga akan nangis!" katanya tersenyum menatap kembali pigura mamanya.

* *

Esok harinya disekolah.

Pengumuman tentang Ujian praktik, Ulangan akhir semester (UAS), maupun Ujian Nasional (UN) sudah beredar disekolah ini. Jadwal-jadwalnya pun sudah tertampang di mading-mading sekolah.

Untuk anak kelas 6 mungkin hal yang paling ditakuti apalagi saat Try out yang menurut masyarakat soalnya lebih susah daripada soal UN *emang-,-* tapi untuk kelas 1-5 mungkin enak dan senang karna libur panjang saat menjelang ujian-ujian itu.

" temuin CAR yuk mau ngomong!" kata cewek ini menarik sahabat-sahabatnya mencari cowok-cowok itu.

* *

" kayanya ga bisa besok deh" tanya Shilla pada cowok-cowok itu yang ia temukan Di taman belakang sekolah.

" emang kenapa shill? Mau kemana juga emang?" tanya salah satu cowok diantara mereka sambil melepas 'headshet' berwarna putih yang menempel ditelinganya.

" jadi gini! Kemaren niatnya gue mau ajak kalian semua jalan kemana kek gitu ngerayain persahabatan kita! Pada mau ga?" ujar cakka menjelaskan panjang lebar.

" gue ga deh kayanya, harus fokus dulu sama Ujian praktek huh!" keluh gadis yang sedikit agak gemuk ini sambil duduk dekat kursi samping Alvin.

" hah? Emang ujian praktek kapan? Masih lama kan?" tanya rio santai dengan gaya cool nya.

" kalo ga ada ujian praktek juga gue mau kita jalan! Lola loe!" kata ify sedikit kesal dan menoyor kepala rio. Rio hanya cengengesan dan ber-O ria.

" kalo abis Ujian praktek aja gimana?" usul cakka.

" engga! Tanggung tau! Udahlah abis UN aja, kan enak kita refreshing" tolak dan usul shilla. Kali ini sahabatnya mengangguk. Kecuali...

" woy vin! Setuju ga? Mau kan?" Rio menyenggol pelan sikut Alvin.

" i.. Iyaa" jawabnya gugup dan menutupi kesedihannya pada semua sahabatnya disini.

" ayok lah balik ke kelas!" Sivia menarik tangan ify dan shilla. Sebelum jalan via sempat melirik ke arah Alvin yang raut wajahnya terlihat sedih dan terus menunduk.

'kenapa tuh anak, murung terus!! Ada masalah deh kayanya' batin Via memalingkan wajahnya lurus kedepan dan masih memikirkan cowok itu.

Via menggeleng keras. Dan menegakkan sedikit badanya yang dari tadi menunduk.

* *

-BERSAMBUNG-